Posts

Showing posts from July, 2024

Sederhana tapi Bermakna

 Menuliskan notes ini di tengah kedukaan mendalam pasca ditinggal orang-orang yang hatinya saya kenal baik....  --- Saya salah satu orang yang sangat suka disapa dan ditanya kabar. Entah oleh kawan, sahabat, saudara.  Rasanya bahagia diingat, diperhatikan..  Karena itu, sebisa mungkin saya melakukan hal sama. Menyapa, bertanya halo, memastikan  baik-baik saja.  Media sosial adalah paling mungkin untuk melakukan itu semua. Sesibuknya kita dalam satu hari, rasanya mustahil tak pegang gawai sama sekali.  Ada yang merespon cepat. Ada juga yang lambat. Tak sedikit yang mengabaikan. Tak apa. Mungkin mereka menganggap saya bukan siapa-siapa yang harus dikirimi kabar baik.  Saat saya mendapat sapaan, selekas mungkin saya merespon. Apalagi jika itu dari dia, mereka yang saya kenal hatinya. Karena saya tahu, bahwa menunggu adalah hal tak menyenangkan dalam logika penantian.  Ya kadang saya ada lambat juga merespon. Karena memikirkan jawaban yang tepat ...

Cinta Karuna

 Pagi masih subuh. Bulir-bulir embun masih belum jatuh dari pucuk daun. Gemericik air kali masih terdengar jernih. Hari masih sepi.  Karuna, perempuan yang baru genap 40 tahun itu masih di atas kasur. Seperti jutaan manusia modern lainnya, ia memulai paginya dengan mengaktifkan telepon selulernya lalu berselancar di dunia maya. Sejumlah unggahan di Instagram yang muncul di berandanya, ia baca dan tak lupa ia tinggalkan jejak. Entah emoji hati atau komentar pendek yang positif.  Aktivitas itu membuat dadanya penuh. Ia merasa, setidaknya pagi itu ia sudah menyenangkan orang lain. Meski tak semua pemilik akun yang ia komentari atau ia kasih jejak tanda cinta itu dikenalnya.  Ya memang ada satu dua orang kawan baiknya di dunia nyata. Sisanya, teman-teman dunia maya yang ia sendiri tak tahu pasti siapakah mereka.  Baginya, siapa pun mereka itu tak penting. Ia tak punya tendensi apa pun berteman dengan orang-orang di media sosial. Ia hanya ingin berkawan. Itu saja....

Tentang Waktu Itu

  (1) Apa yang kuingat tentang waktu itu?  Segalanya seperti begitu saja tiba-tiba datang, lalu mengajakku pesiar jauh ke tempat yang aku belum sempat menuliskannya sebagai rencana aku tersesat tanpa peta bahkan tak kutemukan jua siapa yang bisa kutanya ini aku hendak ke mana?  Waktu itu, senja adalah ragu-ragu tapi tidak dengan hatiku meski tanpa alamat yang jelas dan pintu mana akan kutuju aku hanya berjalan, seturut langkah kakiku yang Dia pandu lalu aku menemukan cahaya, meski tipis saja di ujung pintu yang terbuka sedikit ada bayangmu, khusyuk dalam doa....  (2)  Hujan ini kali jatuh di kepalaku lalu merambat ke keningku, mataku dan berakhir di hatiku  sebelum aku sempat berteduh dari angin yang menerbangkan daun-daun jambu Aku meminta hujan untuk berhenti sekejab aku lupa menaruh payung tak ada jas hujan di tasku hanya ada namamu, di antara halaman buku  ...  (3)  Aku tak ingin lagi menemukan apa pun tentang dia yang kau tulisi sebagai ...