Halo Agustus!

 Agustus datang lagi. Menyapa sedikit mengejutkan dengan setumpuk agenda baru yang tidak biasa. 

Setiap kali Agustus tiba, ingatan saya pulang pada masa lalu, di tahun-tahun dulu. Betapa Agustus selalu tergesa saya tunggu dengan bahagia membuncah. 

Agustus istimewa. Ya, karena itu jadi bulan kelahiran seseorang yang pernah kami saling menitip cinta. Bertukar rencana dan cerita-cerita bahagia tentang masa depan dan bagaimana kehidupan akan kami jalani dengan riang. 

Selalu ada kado di bulan Agustus. Entah doa atau sesuatu. 

Meski, akhirnya cinta di Agustus itu ternyata selesai dengan cara membuat saya patah. Cinta itu bikin saya lara. Sempat tak ingin mengingatnya lagi. Tapi, Agustus selalu berdenting mengabarkan kenangan bulan kedelapan itu. 


Ini kali saya ingin mengingatnya dengan syukur yang sungguh. Betapa memori Agustus itu membuat saya sampai di titik ini. Yang tak kenal lagi apa itu membenci dan sakit hati. 

Ya, saldo kecewa saya sudah hampir nol. Semoga tak lagi tersisa di penghujung Agustus ini. 

Begitu banyak rencana bahagia saya tuliskan dalam agenda. Menjadi doa yang semoga Tuhan dengar dan kabulkan tanpa tapi. 

Menjadi kegembiraan suatu hari nanti bagi saya pribadi, dia, mereka yang sudah menguatkan saya sampai perjalanan sejauh ini. 


Dear Agustus, terima kasih banyak untuk  waktu itu. Dear kamu yang dulu pernah kuucapi selamat ulang tahun di pertengahan bulan, semoga Allah merahamatimu dan terima kasih sudah pernah berjuang untukku, waktu itu. Surabaya-Jogja perjalanan yang maafkan kadang kunafikan karena pemahamanku yang masih dangkal. 


Suatu hari jika kita bertemu, semoga kita bisa jadi kawan baik. Baik sekali. Melebihi waktu itu. 







Comments

Popular posts from this blog

Kisah Buku, Timor Indonesia dan Cinta Adonara

Kulineran Ikan Dorang

Bekerja dengan Cinta, Bekerja dengan Bahagia