Perut Kenyang Hati Riang di Warung Omah Sawah Tembi

JALAN-jalan dan kulineran adalah satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan. Itu jargon yang saya imani. Maka, ketika kawan baik saya mengajak jalan-jalan dan makan-makan, saya pun tak menolak. Alias langsung semangat berangkat.

Warung Omah Sawah Tembi. Itu tujuan kami pada sore yang dingin, Selasa (25/12) selepas hujan. Berada di Dusun Tembi, Timbulharjo, Sewon, Bantul, Jogja, rumah makan yang menggabungkan konsep tradisional dan dekat alam ini sangat mudah diakses. Ancer-ancernya, jika dari arah Kota Jogja masuk ke Jalan Parangtritis, setelah Omah Budaya Tembi, ada pertigaan kecil ke kanan menuju ke arah barat. Ikuti jalan yang di kanan kiri menyuguhkan pemandangan sawah tersebut. Nah, Warung Omah Sawah Tembi ada di sisi jalan, kurang lebih 300 M dari jalan utama. Bisa cek Google maps biar gak nyasar. Kalau tak bawa kendaraan pribadi, bisa cuss ngeng bareng babang atau sesembak Gojek atau Grab dan sebangsanya.


Joglo tradisional Jawa di Omah Sawah Tembi. Dok.Pri


Rencana semula, saya dan Bunda Ridha yang sore itu mengajak dua kesayangannya mau menikmati sunset di Warung Omah Sawah Tembi. Tapi, hujan sejak siang bikin cuaca tak mendukung. Tak apalah yang penting acara makannya yes. Tetep!

Hamparan sawah terbentang mengelilingi bangunan rumah makan yang berarsitektur tradisional Jawa tersebut. Sebuah musala panggung dari kayu ada di bagian paling depan. Selanjutnya, joglo luas dengan beberapa ruang untuk  dapur dan area makan tertutup. O iya, para tamu bisa lo mengintip kesibukan para chef di dapur . Karena dapurnya didesain semi terbuka.

Kami memilih tempat di joglo yang tanpa tedheng aling-aling. He-he-he. Maksudnya, tanpa ada pembatas dinding. Sehingga bisa menikmati pemandangan areal persawahan yang menguning. Si sulung, Said, sudah sibuk minta main. Areal ini menyediakan sejumlah alat permainan untuk bocah. Sejumlah tamu tampak memenuhi areal makan. Kalau saya amati, rata-rata mereka datang bersama keluarga. Atmosfer tempat makan ini memang cocok untuk keluarga dan ramah anak.




Hiasan tokoh-tokoh wayang dan lukisan dipasang di tiang kayu. Beberapa hiasan kayu lainnya juga dipasang menambah cantik suasana joglo.  Dari tempat kami ngobrol sambil menunggu makanan disajikan, terlihat patung ganesha atau gajah di tengah areal persawahan. Sayang, karena kami datang ketika hari sudah petang, jadi tidak ada acara foto-foto di pematang sawah. 

Tapi, teman-teman tak usah khawatir. Buat yang hobi pose, ada banyak spot foto kece di dalam joglo.  Sejumlah properti unik, macam vespa lawasan disediakan di sana. Eit, tapi jangan sampai salah fokus ya. Jangan sampai keasyikan foto-foto sampai lupa tujuan utama ke Warung Omah Sawah Tembi adalah untuk kulineran manja. Hi-hi-hi.

Boncengan yuk?! Dok.Pri


O iya, semakin malam suara-suara khas areal persawahan bisa kita dengarkan jadi semacam orkestra yang mengiringi acara kulineran. Suara jangkrik, kodok bersahut-sahutan dengan tonggeret ditambah angin semilir yang bikin perut tambah keroncongan. He-he-he.


Pilih mana? Dok.WarungOmahSawahTembi



Oseng bunga pepaya. Dokpri.


Menu pertama yang saya cicip yakni tumis bunga pepaya. Rajangan cabe merah dan aroma khas bawang putih bikin saya gak sabar segera menciduk nasi hangat nan kemepul di bakul bambu. Jujur, ini baru kali pertama saya menikmati oseng bunga pepaya. Awalnya, saya menduga, rasanya akan  "langu" dan getir eh ternyata tidak. Sensasi gurih langsung terasa dari incipan pertama.  Sengaja, saya makan menu ini tanpa nasi. Supaya lebih bisa merasakan endulnya bunga pepaya.

Berikutnya, saya cicip bakwan jagung yang tampilannya lebih gendut dari yang biasa saya bikin.  Jagungnya terasa karena dibiarkan utuh. Rempah-rempahnya juga pas bikin rasa gurih mencuat alami. Tak menunggu lama untuk jatuh cinta dengan bakwan jagung menul-menul ini. Saya pingin kepo sebenarnya, pingin tahu racikan si bakwan jagung. Biar bisa saya praktikkan di rumah. Tapi demi melihat nasi goreng ijo saya sudah melambai-lambai minta ditelan, rencana kepo itu buyar sudah. Hi-hi-hi.


Bikin lapar dan gak berhenti makan. Dok.Pri


Nasi goreng  mie ijo. Dok.Pri



Bunda Ridha merekomendasikan Nasi Goreng Mie Hijau Sawah yang mirip magelangan ini karena ada sentuhan mienya. Baiklah, sebagai pecinta warna ijo, saya pun setuju. Qiqiqiqi. Sebagaimana kecendrungan menu khas Jogja yang lebih dominan manis, menu berbandrol 15 ribu ini juga menonjolkan rasa manis gurih.  Warna ijo yang pada menu ini juga alami. Bukan efek pewarna makanan. Tak menunggu lama, tandaslah  sepiring nasi goreng mie yang mengenyangkan ini.

O iya, saya juga sempat mencicip Nila Telur Asin yang jadi favorit Warung Omah Sawah Tembi. Rasa telur asinnya sangat khas dipadu gurihnya nila.  Menu ini cocok disantap dengan nasi atau "digadho".

Nah, biar tenggorokan tak seret, saya order Wedang Sere dengan potongan gula batu. Kata Bunda Ridha, minuman ini juarra. Betul juga. Rasa hangat terasa di perut, seiring seruput demi seruput wedang yang saya sesap. Gula batu yang dicemplungkan ke dalam gelas jadi sensasi tersendiri. Menambah kenikmatan menyesap si wedang. Sebagai minuman pamungkas, saya pesan kopi hitam biar mata melek pyar.





Sensasi dalam segelas wedang sere. Dok.Pri


Kulineran di tempat ini memang lebih asyik bila tak sendiri. Bareng-bareng kesayangan atau menjamu tamu dari jauh sembari melepas keriuhan isi kepala. Asrinya pedesaan, hijau kuning areal persawahan dan semilir angin bisa jadi piknik tersendiri. Terutama kawan-kawan yang  sehari-hari bergelut dengan suasana perkotaan. Pas juga buat kumpul-kumpul acara reuni, arisan keluarga atau besanan.

Menikmati makan siang, makan malam atau sekedar mencicip aneka minuman tradisional dan ngemil bakwan jagung, tempe kemul  dan jamur kriuk sembari membincangkan masa depan, terasa lebih nikmat.

Atau buat teman-teman yang suka menyendiri, Warung Omah Sawah Tembi yang buka tiap hari mulai pukul 11.00-20.30 WIB ini juga bisa jadi pilihan menawan. Membaca buku sembari mengudap aneka menu di tepi sawah tentu akan menjadi rileksasi yang "mahal".


Bareng Bunda Ridha dan mas Said. Dok.Pri



Tak perlu khawatir bikin kantong kering, aneka sajian makanan minuman di Warung Omah Sawah Tembi dibandrol mulai harga 3-24 ribu rupiah saja.

Mau bawa grup, biar kebagian spot strategis bisa kontak lewat Phone/WA 0812.2531.6400. Pantengin juga FB : warungomahsawahtembi dan IG @omah.sawah.tembi.


Piknik ke Jogja, kulinerannya jangan lupa di Warung Omah Sawah Tembi, saja ya!



Comments

  1. Wahhh saya udah mau mampir sini belum kesampean aja. Mba Yeye jogja juga to? Salam kenal ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya di Pasuruan mba Bety. Dulu kuliah di Jogja jadi mainnya sering ke Jogja. Kebetulan ada sohibku Marcom di Warung Omah Sawah Tembi. Diajakin doi main ke sana. Makasih ya sudah mampir.

      Delete
  2. Tembi memang memiliki suasana yg unik, bahkan saya pernah menginap di sana. suasananya begitu khas :)

    ReplyDelete
  3. Khas Bantul, Jogja banget ya...Terima kasih sudah mampir😍🤗

    ReplyDelete
  4. Replies
    1. Cuss ke Warung Omah Sawah Tembi. Makasih ya sudah main ke blogku 😉

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Ke Bali Naik Kereta Api

Kulineran Ikan Dorang

Bekerja dengan Cinta, Bekerja dengan Bahagia