Piknik ke Kebun Kelor di tengah Hutan

Catatan ini sudah dipublikasikan di harian Surya, Minggu (27/1-2019).


Dok.Pri


HARI masih pagi. Menyisakan embun pagi di hamparan hijau kebun kelor seluas tiga hektar yang terbentang subur nan menawan di desa Kunduran, Ngawenombo, Blora, Jawa Tengah. Sejumlah petani asyik memilih dan memanen daun kelor segar. Sementara itu, belasan orang ibu dan remaja tampak sibuk memisahkan daun kelor dari tangkainya di beranda pabrik pengolahan kelor. Begitu suasana saat  saya piknik ke Kampung Konservasi Kelor Indonesia, yang berada di tengah hutan jati, akhir Desember lalu.

Kelor (Moringa Oleifera) yang selama ini dikenal masyarakat sebagai sayuran ini ternyata tanaman multiguna yang memiliki banyak kelebihan dibanding tanaman lainnya. Tak hanya seluruh bagian tanamannya bermanfaat, kelor ternyata memiliki kandungan super nutrisi yang jauh melampaui kandungan nutrisi bahan pangan pada umumnya.

Tanaman kelor secara ilmiah telah teruji dapat mengatasi beragam gangguan kesehatan serius, seperti kanker, tumor, hipertensi, diabetes dan HIV/AIDS. Mengkonsumsi kelor juga dapat menghindari kelaparan dan kekurangan gizi.

Ir A Dudi Krisnadi, penggagas Kampung Konservasi Kelor Indonesia menangkap keunggulan itu sebagai peluang ekonomi. Melalui berbagai riset yang dilakukan, lahirlah puluhan item produk olahan kelor. Di bawah bendera PT Moringa Organik Indonesia (MOI), bersama istrinya, Titik Marwiyah serta kawannya, Bambang, mereka serius membudidayakan kelor dan memberdayakan masyarakat setempat untuk ikut menanam dan mengolah hingga siap konsumsi.

Usai menikmati hijaunya kebun kelor, saya sempatkan mengintip pabrik pengeringan daun. Di dalam ruang steril tersebut, setelah ditimbang, ratusan kilo daun kelor setelah dipisahkan dari tangkainya lantas dicuci bersih dan dikeringkan kurang lebih selama tiga hari di atas rak berdesain khusus dengan suhu tertentu dan pencahayaan yang diatur  cukup. Selanjutnya, diolah sesuai kebutuhan produk.






Di pabrik pengeringan daun kelor. Dok.Pri


Aroma wangi menyusup ke syaraf ketika saya masuk ke dalam ruang pengeringan. Menenangkan sekaligus melegakan pernafasan. Kata salah satu staf, bau yang dihasilkan daun kelor bisa menjadi terapi bagi yang memiliki gangguan pernafasan. Berlama-lama di ruangan tersebut jadi semacam rileksasi.

Berikutnya, menyinggahi ruang penyimpanan serbuk kelor. Kembali aroma segar menyapa. Saya juga berkesempatan menyicip serbuk hijau tersebut. Kata Dudi, serbuk kelor tersebut diolah menjadi produk turunan seperti serbuk Daun Premium dan Royal Moringa, teh herbal Kelorina, teh celup Kelorina Green Tea dan Kapsul Kelorina.

Selain daun, biji kelor juga diolah menjadi minyak yang laku mahal dan banyak dicari konsumen. Pemasaran produk tersebut hingga ke seluruh Indonesia dengan sistem gerai yang dikelola Dudi dengan istrinya. Serta sudah menembus pasar ekspor.


Minyak kelor. Dok.Pri











Aneka produk olahan kelor. Dok.Pri



Setelah puas berkeliling kebun dan pabrik kelor, saatnya mengunjungi Puri Kelorina.  Di tempat seluas satu hektar yang dikepung persawahan dan hutan tersebut, Dudi mengelola gerai untuk memamerkan produk olahan kelor sekaligus membuka tempat pelatihan budidaya dan pengolahan kelor baik untuk instansi mau pun pribadi.

Dudi yang pernah menyabet penghargaan dari Jerman karena temuannya mengunci nutrisi kelor terbaik di dunia ini,  menyediakan resort untuk para tamu yang datang. Ada sekitar 10 unit rumah bambu cantik menghadap hutan dan hamparan persawahan. Selain tanaman kelor, puluhan jenis tanaman seperti umbi-umbian, beragam bunga dan palawija juga dibudidayakan di sekitar resort.

Di lantai dua Puri Kelorina, bisa ditemui pula hamparan kebun hidroponik dan aquaponik yang menyejukkan mata. Uniknya di kebun ini, kelor  digunakan pupuk utama. Nah, di kebun ini pengunjung bisa memetik aneka sawi, cabai, loncang, ciplukan, dan selada yang tumbuh subur dan gemuk-gemuk. Kemudian memasaknya di dapur Puri Kelorina.




Aneka tumbuhan hidroponik di Puri Kelorina ; Ciplukan, loncang,daun bawang, lombok, selada dll. Dok.Pri


Beragam penganan dan minuman berbahan kelor disuguhkan pada pengunjung.  Seperti sayur asem, bothok, pizza, mie ayam, kue-kue kering, coklat, jus kelor, kopi dan teh. Titik Marwiyah menyebut, secara rutin pihaknya memberikan pelatihan pada masyarakat seperti pengolahan aneka makanan bergizi berbahan kelor. Alumnus Ilmu Komunikasi, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta mengatakan, mereka yang sudah mendapat pelatihan, digandeng melalui UKM untuk ikut menyediakan produk unggulan PT MOI. Dalam waktu dekat, Titik juga akan membuka restoran kelor untuk tamu-tamu yang ingin mencicip aneka olahan kelor.




Segarnya es kunyit asem kelor, gurihnya mie ayam kelor dan pizza kelor. Dok.Pri


”Kami meyakini, kelor akan menjadi tanaman penting bagi kesehatan dan kesejahteraan umat manusia.” Kata Dudi sembari menyebut pihaknya sudah mendapat kunjungan dari berbagai negara seperti Malaysia, Timur Tengah, Korea dan Eropa yang ingin belajar budidaya kelor.

Susi Kristanti, salah satu pengunjung bilang, dia dan keluarga menikmati wisata kelor. Jauh-jauh dari Pasuruan, dia yang datang bersama keluarga mengaku penasaran dengan beragam olahan kelor.  ”Piknik ke sini sangat bermanfaat, anak-anak senang, kami juga bisa beli produk kelor yang sesuai dengan kebutuhan kesehatan," katanya.



Bersama Titik Marwiyah, juragan kelor (Kiri) dan Dyah di Puri Kelorina. Dok.Pri

Resort di tengah kebun. Dok.Pri

---

Comments

  1. Hmm pizza kelornya yummii banget...
    Apalagi serum minyak biji dan daun kelornya,bikin kulit kenyal lembut dan sehat. Asli, ketagihan kelor nih aku! ��

    ReplyDelete
  2. Indah tempatnya. Kelor yang dianggap bukan apa-apa dulunya ternyata multiguna. Salut pada Ir. Dudi dan istri. Dedikasinya pada ilmu membuahkan hasil. Fokus pada tanaman kelor yang ternyata bisa diolah menjadi beragam produk telah membantu masyarakat sekitar agar hidupnya sejahtera pula.
    Lahannya menawarkan banyak hal. Tamu yang datang bisa sekalian menginap dan tak perlu jauh-jauh cari hotel. Segalanya telah tersedia secara lengkap pula.
    Produk olahan kelor bikin saya mupeng, he he.
    Fungsi minyak kelor untuk apa sajakah? Ada yang jadi balsem atau semacam krim?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih sudah mampir Bu Rohyati. Fungsi minyak kelor salah satunya untuk merawat kecantikan kulit, Bu. Kapan-kapan berkunjung ke kebun kelor Bu, bisa dapat banyak inspirasi menulis. Salam.

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Ke Bali Naik Kereta Api

Bekerja dengan Cinta, Bekerja dengan Bahagia

Kulineran Ikan Dorang