Tentang Arini


Tulisan ini sudah dipublikasikan di Jawa Pos Radar Mojokerto, Minggu (22/7).



JUDUL                      : Arini Masih Ada Kereta yang Akan Lewat
PENULIS                  : Mira W
PENERBIT               : Gramedia Pustaka Utama
CETAKAN               : Pertama, 2018
TEBAL                      : 232 hlm
ISBN                           : 978-602-038-378-1


Masih Ada Kereta untuk Arini



CINTA tak kenal usia. Dia bisa datang pada siapa saja yang dikehendaki oleh hati. Cinta yang tulus tak punya syarat apa pun. Hanya mencintai. Maka perbedaan usia 15 tahun di antara Arini dan Nick bukanlah alasan untuk menghentikan perasaan cinta di antara keduanya. Meski mulanya Arini tak yakin pada cinta lelaki muda yang pantas jadi anaknya itu. Tapi waktu dan kesungguhan Nick meruntuhkan semuanya.

Cerita ini dibuka dengan pertemuan tak sengaja Arini dengan Nick di sebuah gerbang kereta kelas satu menuju Stuttgart, Jerman. Nick, nekad masuk ke kabin kelas satu tanpa tiket. Kebetulan, di samping bangku yang diduduki Arini kosong. Pemuda yang kehabisan uang itu tanpa sungkan meminta Arini untuk menolongnya dari kucing-kucingan dengan kondektur kereta.


Arini, wanita karir yang sedang tugas belajar di Jerman meski sempat diliputi rasa tidak suka dengan permintaan tiba-tiba laki-laki yang menurutnya kurang ajar itu. Tapi tak urung, hati kecilnya mengiyakan. Jadilah Arini menjadi malaikat penyelamat  bagi Nick di dalam kereta malam itu.

Perbincangan sempat terjadi di antara keduanya sepanjang perjalanan. Meski Arini sangat menjaga jarak dan terkesan angkuh. Justru itu yang membuat Nick, mahasiswa Indonesia yang tengah belajar di London itu makin penasaran.

Novel yang ditulis Mira W tahun 1986 dan diangkat ke layar lebar pada 1987 dan 2018 dengan tokoh dan penggarapan yang berbeda ini terasa relevan dengan saat ini. Mengisahkan tokoh utama Arini yang berstatus janda dengan prestasi karir top di sebuah perusahaan farmasi. Capaian Arini yang S2 marketing di Jerman itu sesungguhnya penuh liku. Dia bekerja dan belajar keras untuk memeroleh pendidikan dan karir yang bagus sebagai penebus sakit hati atas pernikahannya.

Arini Menikah dengan Helmi, laki-laki yang dikenalnya dari sahabatnya, Ira. Ternyata Arini dijadikan tumbal untuk menutupi perselingkuhan antara Ira dan Helmi. Ira yang sudah memiliki tiga anak  ingin memertahankan rumah tangganya dari suaminya, Hadi. Tapi ia tak mau melepas cinta terlarangnya dengan Helmi yang diakuinya sebagai sahabat baik. Ira-lah yang mengatur Helmi untuk mendekati Arini, melamar dan menikahinya. Sempat Arini merasa beruntung memiliki suami setampan dan sebaik Helmi. Itu sebabnya, Arini yang lugu tak banyak menuntut apalagi memertanyakan sikap dingin Helmi kepadanya.

Dalam pernikahan itu Arini hamil. Kehamilan itu membuat Ira marah kepada Helmi. Ia merasa dikhianati, sebab Helmi pernah bilang tidak pernah bercinta dengan istrinya. (Hal. 109).  Ira meminta agar Helmi menggugurkan kandungan Arini. Sebab Ira tidak mau melihat Helmi punya anak dari istrinya.  Permintaan itu dirasakan Helmi tidak adil baginya. Ira yang meminta dia menikahi Arini agar  hubungan gelap dengannya aman, dengan begitu ia tak akan kehilangan anak-anaknya. 

Pdf atas kebaikan Jabbar Abdullah. IST



Sandiwara busuk itu terbongkar saat Arini hendak melahirkan dan Helmi tak ada di rumah. Dalam kondisi panik karena tak tahu harus menghubungi siapa lagi, sebab suaminya tak bisa dikontak, Arini menelpon Ira. Telepon itu diterima anak kedua Ira, Arman yang masih berumur lima tahun. Arini membujuk bocah itu agar menyerahkan telponnya kepada ibunya. Tetapi jawaban Arman membuat Arini shock. Dia bilang, mamanya sedang repot. Sedang bicara dengan Om Helmi. (Hal. 111)

Arini berusaha menenangkan perasaannya. Meski ia mulai paham, bahwa ada yang tidak beres di antara suaminya dan Ira.

Mira W yang berlatar belakang dokter ini mengalirkan kisah Arini dengan cerkas. Ia memberi nyawa pada tokoh-tokohnya dengan karakter yang kuat. Sehingga cerita ini terasa hidup. Kemudian, isu yang diangkat juga relevan dengan fakta yang kerap terjadi saat ini.

Drama perselingkuhan baik yang terjadi di kalangan selebriti atau masyarakat umum, semakin kerap kita temui. Baik melalui koran dan televisi atau media sosial. Bahkan, di stasiun televisi tertentu, topik perselingkuhan malah menjadi bahan acara yang bisa diakses oleh penonton dari beragam usia. Hubungan percintaan di antara selebritas dengan perbedaan usia yang cukup jauh juga menjadi topik yang seperti tak ada habisnya dibahas. Isu semacam itu memang sejatinya bukan barang baru lagi. Sudah ada sejak dulu. Barangkali itu yang menginspirasi Mira W untuk menuliskannya ke dalam fiksi.

Kisah dalam novel Arini ini memang bisa menguras emosi pembaca. Bagaimana tokoh Arini menghadapi fakta pahit menjadi ”tumbal” bagi hubungan terlarang sahabatnya dengan suaminya sendiri, dan ketika ia membalas dendam luka batinnya dengan menempuh pendidikan tinggi di luar negeri. Saya kira, ini menjadi sisi positif cerita ini. Begitu pun ketika Arini menyadari kalau ia ternyata memiliki cinta untuk Nick. Novel ini asyik dibaca saat akhir pekan saat sebagai hiburan alternatif. Bisa menjadi perenungan bagi diri sendiri, sudah seperti apa kita mencintai orang-orang yang layak kita cintai dengan hati. (*)



Diresensi  oleh : Yeti Kartikasari

Pendiri Komunitas Pustaka Mini (Pusmini) di Pasuruan. Blogger di www.ranselmbakyeye.blosgspot.co.id sekaligus tukang piknik.


Comments

Popular posts from this blog

Ke Bali Naik Kereta Api

Bekerja dengan Cinta, Bekerja dengan Bahagia

Kulineran Ikan Dorang