Rahasia Hidup Sehat Penduduk Finlandia



Naskah ini sudah rilis di harian Koran Jakarta, Jumat (26/7).



Judul Buku  :  Finding Sisu

Penulis         : Katja Pantzar
Penerbit       : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan       : Pertama, 2019
Tebal            : xix + 273 halaman
ISBN              : 978-602-06-2433-4



Penduduk Finlandia dikenal sebagai warga dunia yang paling bahagia bersama negara Denmark, Islandia, dan Norwegia berdasarkan Laporan Kebahagiaan Dunia yang dirilis Jejaring Solusi Pembangunan Berkelanjutan  dari PBB (2017). Di tahun yang sama, Finlandia juga menjadi negara paling aman di dunia menurut Laporan Perjalanan dan Pariwisata dari Forum Ekonomi Dunia. Serta posisi tinggi di macam-macam rangking internasional lainnya.

Padahal, Finlandia bukanlah negara sempurna. Ada banyak tantangan hidup, seperti musim dingin panjang ketika suhu jatuh dan hari-hari gelap, diiringi nuansa sedih yang dimiliki tempat-tempat di Utara yang sering dinarasikan dalam karya sastra dan televisi bergenre noir mengenai kawasan Nordik.  Kawasan Nordik merupakan negara-negara yang secara geografis terletak di bagian Timur Eropa dan Samudera Atlantik Utara.

Buku menyebut, orang Finlandia memiliki sifat  yang mereka sebut dengan Sisu. Yaitu, gabungan antara kegagahan  dan keberanian, kenekatan, keteguhan, kemampuan untuk tetap berjuang setelah sebagian besar orang lain menyerah, dan berjuang dengan keinginan untuk menang. Singkatnya, orang Finlandia mengartikan sisu sebagai ”semangat Finlandia”, namun demikian makna kata itu sesungguhnya lebih mendalam daripada itu (hal 8).


            Penulis mengungkapkan cara hidup orang Nordik sederhana, tidak butuh banyak aplikasi, gawai dan peralatan mahal lainnya. Padahal selama ini, Finlandia dikenal dengan teknologinya yang terdepan di dunia. Tercatat, Nokia, Linux, dan Supercell dilahirkan di negara tersebut.

Rupanya, orang Finlandia menjalani gaya hidup Nordik yang sehat dengan tetap terhubung dengan alam. Disebutkan, di berbagai ibu kota daerah, dan di seluruh negeri, bisa dengan mudah dijumpai taman-taman umum dan hutan yang luas. Kemudian, orang diberi akses kemudahan untuk berenang, baik di badan-badan di darat maupun di laut. Mereka juga diperkenankan memetik buah beri, tanaman bumbu, dan jamur. Selama tidak merugikan lingkungan atau merusak lahan orang lain (hal 24-25).

Buku menjelaskan, Sisu di kehidupan sehari-hari diaplikasikan dalam aktivitas bersepeda atau berjalan ke kantor atau sekolah, minimal selama sebagian dari total perjalanan. Kemudian, memerbaiki barang-barang rusak sebelum membuang atau beli model baru. Lalu, mengerjakan tugas rumah tangga tanpa asisten, dan menghabiskan waktu di akhir pekan dengan jalan-jalan ke hutan, main ke pantai, menanam tanaman bumbu di kebun dan berenang.


Secara sederhana, Sisu adalah konsep kuno dalam budaya Finlandia yang berkaitan dengan kekuatan mental, keteguhan, dan ketangguhan. Sisu juga merupakan kemampuan menanggung stres cukup berat sembari mengambil tindakan meskipun dalam situasi yang tampak mustahil (hal 48).

            Penulis menjelaskan, bahwa keberadaan kebun buah dan sayur menjadi bagian penting pengalaman bagi banyak orang Finlandia ketika berada di pondok untuk berlibur. Disebutkan, pondok di musim panas diibaratkan sebagai institusi nasional tempat orang-orang bersantai, rehat dan mengembalikan energi mereka di wilayah perdesaan. Uniknya, sebagian besar pondok menawarkan pengalaman piknik minim fasilitas. Seperti, tanpa listrik dan air, sebagai upaya mengembalikan penggunanya ke alam dan menjalani hidup sederhana.

            Buku juga memaparkan bahwa sejak usia dini, anak-anak di Finlandia sudah diajarkan dengan tegas bahwa berada di luar ruang  adalah bagian dari rutinitas yang menyehatkan. Ini merupakan pengasuhan hijau yang diterapkan penduduk Finlandia dalam keseharian.
            Penulis juga menuliskan aktivitas harian orang-orang Finlandia dan pola makan sehat dan seimbang yang bisa dipraktikkan siapa saja. Seperti, setiap kali makan membagi piring ½  untuk sayur, ¼ porsi berupa nasi atau kentang dan  ¼ berisi protein bisa berupa ikan, ayam, kacang-kacangan dan biji-bijian.

            Disebutkan juga perilaku yang terinsipirasi dari sisu seperti, menjadikan gerakan sebagai obat, melakukan terapi hutan, menerapkan makan sehat dan hidup minimalis ala Nordik.

Membaca setiap bagian Finding Sisu menginspirasi untuk memiliki sikap teguh, pantang menyerah  menghadapi semua bentuk tantangan, berani mengubah tantangan menjadi peluang dan menjalani hidup sehat yang itu semua bisa dilatih dengan terus menerus. (*)

Comments

Popular posts from this blog

Ke Bali Naik Kereta Api

Bekerja dengan Cinta, Bekerja dengan Bahagia

Kulineran Ikan Dorang