Ngopi-ngopi di Pelataran Katedral Notre Dame, Ho Chi Minh City, Vietnam (1)





---


Matahari tepat di ubun-ubun, ketika taksi menurunkan kami di kawasan  Công xã Paris, Bến Nghé, Quận 1, Hồ Chí Minh, Vietnam. Di tempat itu, berdiri dua bangunan berasitektur gagah nan menawan. Kantor Pos Sentral Sai Gon dan Gereja Katedral Notre Dame.

Saya dan kawan perjalanan, Mita, memang sengaja keluar hotel setelah matahari tinggi. Maklum, baru semalamnya kami tiba dari Kamboja. Setelah ngebus kurang lebih 14 jam. Ditambah beberapa hari blusukan negara Khmer Merah itu, rasanya badan rontok. Pingin rebahan. He-he-he.

---

Saya menyeberangi jalan raya yang memisahkan kantor pos dan  gereja (Catatan main ke Kantor Pos Sai Gon, sudah saya tulis di sini : Piknik ke Kantor Pos Sai Gon, Vietnam.

Di area Katedral, Mita hanya menemani saya sebentar. Setelah itu, dia jalan sendiri. Katanya, mau belanja ke pusat perbelanjaan, tak jauh dari gereja. Sengaja, saya tak ikut dia belanja. Karena memang sudah berniat ingin menikmati suasana di taman gereja. Saya dan Mita janjian, dia akan jemput saya di tempat itu lagi.



Pohon-pohon akasia  yang tumbuh di kawasan itu membuat terik sedikit berkurang. Sebuah taman berbentuk lingkaran nampak hijau dengan rumput hias. Cantik. Di  dalam area taman, bermekaran aneka rupa kembang. Sejumlah turis  yang berkelompok nampak bergantian photo session di area itu. Begitu pun yang datang sendirian. Menyempatkan berswa foto. Tepat di bawah patung Bunda Maria yang Menangis.

Di sekeliling patung itu ada tempat duduk keramik. Karena, suasana area taman masih hiruk pikuk, saya putuskan untuk Circle K. Di seberang Katedral. Saya beli sejumlah makanan ringan, kopi panas, Coke dingin dan dua bungkus Indomie goreng. Hi-hi-hi.

 

Kembali ke area taman, sudah nampak lengang. Saya berkeliling area luar gereja sembari merekam suasana dengan ponsel.

Memandangi gereja yang dibangun tahun 1877-1880 itu mengingatkan saya pada Gereja Katolik Hati Kudus Yesus atau Gereja Kayutangan di Malang. Maklum, bentuk bangunannya sama persis. Bergaya  gothic. Memiliki dua menara. Tinggi menara Katedral Notre Dame 40 M, sedangkan Gereja Kayutangan, menurut literatur, tinggi menaranya 30 M. Di puncak menara, dihias salib. Jendela dan pintunya juga sama modelnya. Besar.

Sayangnya, saat saya main ke Ho Chi Minh, Katedral sedang dalam renovasi. Gerbang gereja ditutup rapat. Nampaknya, renovasi gereja ikonik ini menyentuh seluruh area. Meski begitu, para turis masih bisa menikmati menterengnya gereja ini dari balik pagar. 

 Menurut literatur yang saya baca-baca, arsitektur di dalam gereja ini tak kalah menawannya. Kabarnya, gereja ini salah satu yang berasitektur indah dari sekian negara jajahan Prancis. 

Setelah puas berkeliling sekitar area luar gereja, saya duduk-duduk di bawah patung Bunda Maria yang Menangis. Tepat di bawah tiang yang ada tulisan Regina Pacis Ora Pro Nobis, sambil membuka perbekalan yang saya beli di Circle K. Saya pindahkan kopi dalam cup  ke dalam cangkir hadiah dari teman baik saya. Sekawanan merpati bergantian terbang rendah mengeliling area taman. Semilir angin dari rumpun tanaman membuat syahdu suasana siang jelang sore itu. Menemani saya menyesap secangkir kopi dan menikmati cemilan. Satu wishlist saya di tahun 2019 tercapai. Ngopi-ngopi di pelataran Katedral Notre Dame, Sai Gon, yang indah itu. Lamat-lamat saya seperti mendengar lagu "Gereja Tua" mengalun merdu.

 

 

 


(Bersambung)

 



 

 





Comments

  1. Kopine enak raaaaa.. Btw pas renovasi yaa. Ra iso mlebu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kopi sachetan ala-ala Circle K yang kubeli. Lumayan enak ketimbang kopi Vietnam hehehe.

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Ke Bali Naik Kereta Api

Bekerja dengan Cinta, Bekerja dengan Bahagia

Kulineran Ikan Dorang