Seni Membuat Hidup Lebih Ringan



Naskah ini sudah dimuat di Majalah Money & I, edisi 122 (April/Mei-2020).







Judul               : Seni Membuat Hidup Jadi Lebih Ringan
Penulis            : Francine Jay
Penerbit           : PT Gramedia Pustaka Utama
Tebal              : 320 halaman
ISBN               : 978-602-06-3580-4

Minimalis untuk Hidup Lebih Ringan
*Yeti Kartikasari

Menghadirkan perasaan merdeka bisa diciptakan siapa saja dalam kehidupan sehari-hari. Dimulai mengubah gaya hidup menjadi seorang minimalis. Dengan mengurangi jumlah barang yang kita miliki di rumah agar hidup lebih ringan.

Ya, selama ini tanpa sadar kita terobsesi untuk memiliki banyak barang. Padahal tidak selalu benda yang kita miliki bermanfaat atau benar-benar penting dalam kehidupan. Sehingga yang terjadi adalah barang-barang yang kita miliki hanya memenuhi rumah. Menjadikan hunian kita terasa sumpek. 

Tak hanya kepemilikan barang yang perlu disederhanakan. Pikiran dan jiwa pun juga perlu disederhanakan. Tujuannya untuk membantu menyingkirkan pikiran dan perasaan negatif serta pemicu stress lain. Sehingga   hati dan pikiran lebih siap menampung  pengalaman mendalam, bahagia dan bermakna.

Buku Seni Membuat  Hidup Jadi Lebih Ringan semacam buku resep minimalisme bagi pembaca yang entah apakah sedang membereskan buku atau tas atau sepatu atau seprei. Memberikan saran dan inspirasi pada pembaca yang boleh dibaca tanpa berurutan menyesuaikan kebutuhan pembaca.

Bagian pertama buku ini menunjukkan bagaimana cara mengurangi barang-barang yang ada di rumah. Dengan menyederhanakan lingkungan yang kita huni merupakan langkah pertama untuk hidup lebih ringan yaitu dengan ruangan terbuka dan dialiri udara segar membuat hidup lebih tenang dan bersemangat.

Dijelaskan buku ini bahwa sebenarnya benda-benda yang kita miliki bisa memicu emosi luar biasa kuat. Maka merapikan dan membersihkan barang bisa mengurai keadaan isi kepala kita yang ruwet, sehingga jiwa raga didorong berjalan ke arah kondisi jiwa yang lebih sehat.

Proses mengurangi isi rumah bisa dilakukan dengan mudah. Kuncinya dengan memulai pekerjaan sederhana dan dilakukan tanpa terburu-buru. Francine Jay mengenalkan konsep  Mulai dari Nol, yaitu dengan mengeluarkan isi laci, rak, lemari atau area mana pun yang perlu dibersihkan. Lalu tumpahkan, turunkan, biarkan bersih dari barang apa pun. Kemudian kita bisa sekaligus melakukan pekerjaan memilih dan memilah barang yang akan disimpan.   




Konsep Mulai dari Nol ini disebut penulis sanggup mendobrak kebuntuan. Jika sempat, setelah menurunkan barang, ada baiknya kita mengagumi sejenak ruang kosong itu. Sembari membayangkan indahnya area tersebut tanpa benda apa pun yang berdesakan memenuhi wadahnya.  Barangkali akan muncul juga perasaan tak ingin mengembalikan lagi barang-barang yang sudah kita keluarkan ke tempatnya. Itu berarti tidak membutuhkan wadah penyimpanan lagi karena sedikitnya barang yang sudah kita kurasi. 

Mulai dari Nol mendatangkan perasaan ringan sehingga semakin memudahkan kita menetapkan barang mana yang akan disimpan atau dibuang. Prinsipnya, makin sedikit yang kita simpan, pekerjaan  memilih dan memilah akan lebih cepat selesai (hal 25).
Rumah adalah kerajaan pribadi kita. Diibaratkan sebagai raja atau ratunya, harus bisa memerintah dengan bijaksana agar kitalah yang memegang kendali bukan barang. Sebuah rumah tangga merupakan sistem yang kompleks, secara alamiah, apabila rumah tangga tidak dirawat akan berada dalam situasi kacau balau. Maka dibutuhkan suasana harmonis melalui tangan yang membimbingnya. Contohnya, apabila ada barang yang tidak berada di tempatnya, segera dikembalikan ke wadahnya. Aktivitas ini perlu melibatkan seluruh penghuni rumah dan pastikan setiap orang bertanggung jawab atas kerapian barang-barangnya.
Bagian penting yang perlu diperhatikan adalah menjaga arus masuk barang ke dalam rumah. Barang-barang yang kita beli adalah yang kita butuhkan. Dengan prinsip jika ada barang baru masuk, maka akan keluar barang lama sejenis. Sehingga tidak menambah beban isi rumah kita. Selanjutnya penting mengedukasi penghuni rumah untuk fokus pada nilai-nilai kekeluargaan, kreativitas, kemurahahatian, dan kelestarian.
Buku menganjurkan agar mengisi waktu luang dengan aktivitas kemasyarakatan atau menulis novel.  Kemudian mengajarkan anak untuk merasakan keindahan memberi dan bukan menerima sesuatu. Jadikan ruang lebih penting ketimbang barang, orang lebih penting daripada benda yang dimiliki, maka ketenteraman pun akan tercapai (hal 49).
Francine Jay mengajak pembaca untuk menahan diri yaitu mencukupkan hidup dengan apa yang kita miliki. Tidak akan membeli barang apabila di rumah sudah ada barang dengan fungsi sama. Konsep menahan diri ini akan menuntun pada kesadaran bahwa tidak semua barang perlu dimiliki, sehingga kita memilih untuk tidak membeli dan membeli barang yang jarang kita gunakan (hal 51).
Buku ini menawarkan solusi menyimpan segala hal secara digital untuk mengurangi kepemilikan fisik. Hidup terasa ringan dan menyenangkan bisa tetap memiliki dokumen, surat, buku, foto, film, dan musik dalam format seringan mungkin. Meski begitu, agar tidak menghabiskan waktu untuk mencari file jika dibutuhkan, tetap diperlukan kurasi.  Buang yang tidak perlu, tata rapi yang harus disimpan, dan terus memperbarui isi perangkat digital kita.
Bagi pecinta buku, tak perlu menyimpan semua buku yang sudah dibaca ke rak. Pilih buku yang menginspirasi dan memberikan kesenangan untuk disimpan. Jika ingin menunjukkan kita sudah membaca buku tertentu, cukuplah berswafoto lalu unggah ke media sosial. Buku-buku yang tak perlu disimpan bisa diberikan kepada perpustakaan atau orang lain dan seterusnya. Atau jika ingin lebih mudah, membaca buku bisa versi digital. Sehingga kita tak perlu repot menyediakan tempat khusus memajang buku.
Meringankan isi rumah akan membantu kita melampaui ego diri dan mengelola emosi dengan tenang dan anggun. Kita akan belajar merasa lebih ringan, bertindak dengan kasih, dan menemukan hubungan lebih mendalam dengan semesta. Hidup ringan adalah falsafah untuk kita sampaikan pada anak-anak. Akan lebih indah bila falsafah ini dipraktikkan sejak dini, berjalan dengan harmonis bersama dunia, tidak pernah membawa beban yang tidak diperlukan. (MI)

Comments

Popular posts from this blog

Ke Bali Naik Kereta Api

Bekerja dengan Cinta, Bekerja dengan Bahagia

Kulineran Ikan Dorang