Bangkok, I'm in Love 5 (Blusukan ke Pusat-pusat Belanja di Seantero Bangkok)


Di bawah naungan Prada dan Bvlgari. Dok.Pri



Main ke Bangkok makin hore bila punya banyak waktu untuk keluar masuk tempat belanja. Begitu pun kami. Karena di Bangkok tidak hanya sehari tiga hari, jadi kami bisa puas-puas keluar masuk mal di seantero Bangkok. Di sela-sela menikmati suasana Bangkok.  Kadang pagi, siang, sore dan malam.

Tidak selalu masuk mal, kami membeli sesuatu. Kadang, hanya lihat-lihat saja. Atau makan di food court. Atau karena ke suatu tempat yang kudu melewati dalam mal. Seperti ketika mampir ke museum patung lilin Madame Tussauds yang berada di dalam Siam Discovery Centre.


Museum lilin di dalam mal. Dok.Pri





Museum patung lilin di Bangkok, salah satu dari enam museum Madame Tussauds di seluruh dunia. Namanya juga museum patung lilin, yang bisa kita lihat di dalamnya ya beragam patung gitu. Mulai tokoh-tokoh kerajaan Thailand, tokoh-tokoh pemimpin dunia, selebriti dunia dan sebagainya. Bagi yang pingin beli suvenir khas Madame Tusaauds bisa melipir ke toko oleh-olehnya.

Harga masuk ke Madame Tussauds kurang lebih sekitar Rp 500 ribu per orang. Lumayan buat belanja oleh-oleh bisa dapat banyak tuh! He-he-he.


Masuk ke Madame Tussauds. Tiket kurleb Rp 500 ribu/orang. Dok.Pri





Untuk menuju museum, kami naik BTS turun di Siam Station, lanjut ngesot ke Siam Discovery Centre. Sambil menuju ke museum, bisa lihat-lihat display dagangan yang dijual di mal. Kalau tidak tahan iman, bisa-bisa kepincut belanja. He-he-he.


Berdua Mita, saya juga menyambangi Siam Paragon. Di mal ini, kita bisa belanja barang-barang branded, IT keluaran terbaru atau sekedar nongkrong-nongkrong ngopi dan makan. Banyak resto dan kafe tersedia di dalam mal yang berlokasi berdekatan dengan Siam Discovery dan Siam Center ini. Di tempat itu, saya meet up kawan lama di sebuah resto dan lanjut ngopi di gerai kopi Starbuck.

Di Siam Paragon kita juga bisa piknik ke Siam Ocean World, yaitu akuarium terbesar di Asia Tenggara.

Tapi, karena waktu itu kami ke Siam Paragon untuk ketemu teman dan belanja, jadi tidak mampir ke Siam Ocean World.

Untuk menuju ke mal ini, bisa naik BTS turun di Siam Station.


Bertetangga dengan Siam Paragon, ada juga mal yang tak pernah sepi dari orang-orang yang mau shopping-shopping. MahBoonKrong atau terkenal dengan MBK Centre. Menurut literatur, tempat belanja ini merupakan yang terbesar dan tertua di Asia. Macam-macam yang bisa dibeli di mal tersebut dengan harga lebih murah dibanding Siam Paragon. Bahkan, harganya bisa ditawar pula. Baju, sepatu, kosmetik, jam tangan dan lainnya bisa diborong di sini. Ratusan gerai aneka makanan siap saji juga tersedia di mal yang dilengkapi bioskop mewah ini. Letaknya ada di lantai 5.



Keluyuran di MBK malam-malam. Dok.Pri




Ada pula Platinum Fashion Mall yang berada di tengah-tengah kawasan pusat belanja Pratunam. Bersebelahan dengan Hotel Novotel Bangkok. Menurut sumber, ada sekitar 1000 otlet di dalam mal berlantai 4 ini.

Suasana hiruk pikuk terlihat ketika kami masuk ke dalam mal. Saya yang tak hobi belanja, akhirnya ngebet juga menghabiskan uang jajan di sini. Banyak macam barang yang bisa dibeli. Rata-rata barang yang dijual ini import dari Hongkong, Cina, Jepang dan Korea. Aneka baju, sepatu, perhiasan, tas, aneka suvenir dan sebangsanya digeber habis-habisan di tempat ini. Setiap toko rata-rata memasang harga pas. Tapi kalau belanja banyak, kita boleh menawar. Ini seperti pasar Chatuchak. Bedanya, di sini indoor. Anti kepanasan. He-he-he.


Borong aneka tas di Platinum Fashion. Dok.Pri



Di setiap lantai di mal ini menggunakan nama-nama pusat belanja hitz dunia, seperti Ginza (Jepang), Orchard (Singapura), Soho (New York) dan Nathan (Hongkong).

Karena ketika main ke mal ini pagi, saya dan Mita punya banyak waktu untuk keliling ke semua lantai. Apa yang kami beli? Macam-macam, tentunya. Mita menenteng beberapa pasang sepatu, tas-tas dan suvenir. Saya beli baju, tas, topi dan beberapa item pernak-pernik. Kalau tak salah, kami menyambangi mal ini sampai dua kali. Karena saya perlu membeli beberapa barang lagi sebelum meninggalkan Bangkok. Ha-ha-ha.

O iya, sebenarnya saya tak hobi belanja. Keluar masuk mal juga bukan saya banget. Tapi, ini pengecualian kalau sedang pergi ke luar kota atau luar negeri ya. Anggap saja, kompensasi karena hari-hari tak pernah ngemol. Hi-hi-hi.


Di Platinum Fashion Mal ini saya menjumpai banyak orang Indonesia sedang kulakan dagangan di sini. Dugaan saya, mereka para pemilik online shop yang suka menjual baju-baju Bangkok, gitu. Hi-hi-hi.

Selain belanja, kami menyempatkan makan siang di food court mal yang berada di lantai 6. Untuk urusan memilih gerai makanan halal, saya ngikut Mita. Karena saya tak bisa baca tulisan Thai. Ha-ha-ha.  Yang pasti, menu makan siang kami waktu itu lumayan enak. Ada ayam bumbu kari dengan sambal. Saya juga mencicip bakso ikan yang diorder Mita. Yummy.

Eh ternyata, pengunjung yang satu meja makan dengan kami keluarga crazy rich Surabayan. Bingung, kenapa duitnya tidak habis-habis dibelanjakan di Bangkok. Ha-ha-ha-ha.


O iya, lokasi mal ini berada di kawasan Petchburi, Ratchathewi, bisa diakses dengan naik BTS turun di Ratchathewi Station dilanjut jalan kaki.



Nasi ayam bumbu kari. Dok.Pri




Bakso ikan. Lumayan enak. Dok.Pri




Tempat belanja lainnya, Asiatique The River Front juga kami singgahi (sudah saya tulis di catatan sebelumnya). Mal yang berada di tepi sungai Chao Phraya ini juga menyediakan wahana Bangkok Eye. Atau bianglala raksasa. Bagi yang tidak takut ketinggian, seru bisa melihat Bangkok dari atas bianglala. Main ke Asiatique, lebih seru saat hari menjelang senja sampai malam. Selain gerai-gerai fashion, di tempat ini juga banyak resto dan kafe cozy. 



Senja di Asiatique The River Front. Dok.Pri


Klik juga  : Bangkok, I'm in Love 4 (Jajan Es Krim dan Belanja Sampai Dompet Ambyar di Chatuchak)


Biar makin lengkap piknik belanjanya, dengan gembira kami meluncur ke Iconsiam yang merupakan mal mewah dan terbesar di Bangkok. Memiliki luas 750 ribu meter  persegi, mal ini dilengkapi dengan kondominium mewah. Berlokasi di kawasan Thonburi, Iconsiam memiliki ribuan otlet lokal dan dunia.

Mita mengajak saya masuk ke gerai Apple yang ajegile malam itu padatnya luar biasa. Kalau tak salah, Apple baru merilis produk baru. Saya menikmati tur di dalam gerai Apple. Kali-kali ada gawai yang harganya murah. Hi-hi-hi.


Lalu, kami turun ke lantai dasar, mampir ke Sooksiam, yang berada di lantai dasar. Kabarnya, menurut literatur, Sooksiam khusus untuk mempromosikan seni, budaya dan kuliner Thailand. Di tempat itu juga ada pasar terapung. Pengunjung bisa makan malam romantis ala-ala di Venesia, gitu.



Belanja di gerai Apple. Dok.Pri





Sayangnya, di areal Sooksiam itu saya tak bisa menikmati. Kepala saya sudah puyeng duluan. Efek mencium aroma aneh-aneh dari sejumlah gerai makanan. Makanya, saya cepat-cepat kabur dari situ.


O iya sebenarnya kami ke Iconsiam dengan tujuan utama menyaksikan atraksi air terjun outdoor. Konsepnya sih seperti pertunjukan air terjun di Singapura dan Malaysia, gitu. Mulainya sekitar pukul 20-21. Karena pas nyampe Iconsiam belum mulai, jadilah kami window shopping. Show air terjun menari dengan lampu-lampu laser yang indah sekali itu berlangsung kurang lebih 1 jam. Sangat  menghibur banget. Pengunjung bisa menikmati atraksi sambil duduk lesehan di taman terbuka di tepi Chao Phraya itu.



Kami sih tidak beli apa-apa di Iconsiam. Uang jajan kami sudah menipis. Ha-ha-ha. Padahal ya pingin juga beli barang sebiji tas Hermes atau sepatu Prada buat oleh-oleh kesayangan kami. Hi-hi-hi.

Selain tempat belanja yang besar-besar, kami juga melipir cantik ke sejumlah pertokoan yang bertebaran di Bangkok. Lupa apa saja namanya. Saking banyaknya. Hi-hi-hi.

Tapi yang pasti, piknik belanja keluar masuk pusat belanja di Bangkok itu menyenangkan. Anggap saja refreshing. Kan tidak sering-sering. He-he-he. Jangan lupa kalau main ke Bangkok, bawa Bath yang banyak ya!


Sisaan duit piknik ke Bangkok. Dok.Pri



(Tamat)











Comments

  1. jebul ya ketemu orang-orang sendiri lagi kulakan nyang kono, yo.. jastip memang ..... wkwkw

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyes. Wong Surabaya juga akeh. Malah semeja makan sama crazy rich Surabayan, bingung duite ra entek-entek dibelanjakan di sana, hihihi.

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Ke Bali Naik Kereta Api

Bekerja dengan Cinta, Bekerja dengan Bahagia

Kulineran Ikan Dorang