Memaafkan untuk Hidup Damai dan Bahagia


Tidak mudah tetapi mulia. Memaafkan. Dok. Pri


Naskah ini sudah dipublikasikan di Koran Jakarta, edisi Rabu (26/9).



Capture IST





Judul Buku          : Kekuatan Memaafkan

Editor                 : Amy Newmark dan Deborah Norville

Penerbit             : PT Gramedia Pustaka Utama

Jumlah Halaman  : 485

Cetakan             : I, 2018

ISBN                  : 9786020375083


  

MEMAAFKAN tidak selalu mudah dilakukan. Apalagi memaafkan seseorang yang pernah melukai kita. Rasanya lebih menyakitkan dibandingkan dengan luka itu sendiri. Namun, menyimpan dendam terlalu lama juga membuat hidup jauh dari rasa damai.

Tak sedikit orang mencoba belajar memaafkan. Meski itu membutuhkan waktu lama. Disertai dengan rasa penolakan dari dalam diri sendiri. Rasa marah dan kekecewaan yang  terlalu dalam juga bisa jadi penyebab seseorang tidak mudah memberikan maaf pada orang lain.

Sulitnya memberikan maaf ternyata tidak hanya untuk orang lain. Tapi juga diri sendiri. Hal ini terjadi karena rasa marah dan bersalah yang terlalu dalam. Memberi maaf pada diri sendiri juga butuh keberanian dan keihlasan luar biasa. Disamping waktu yang tidak sebentar.

              Buku ini menghadirkan cerita-cerita tentang bagaimana seseorang memaafkan orang lain. Ada pula yang menuturkan perjuangannya untuk memberikan maaf pada dirinya.




IST


 Ditulis oleh 101 kontributor dari beragam latar belakang sosial dan profesi yang beragam, buku setebal 485 halaman bisa kita nikmati dari bagian saja dengan santai sembari menikmati secangkir kopi. Tulisan-tulisan dalam buku ini bisa jadi inspirasi bagi pembaca untuk menggunakan kekuatan memaafkan demi melanjutkan kehidupan yang lebih baik tanpa bayang-bayang rasa bersalah.

Kata-kata mutiara yang menjadi ciri khas Chicken Soup for the Soul dimunculkan sebagai pembuka pada setiap kisah. Menjadi renungan tersendiri sebelum menyusuri lebih jauh cerita yang dibagikan para penulisnya.

 Contohnya; Memaafkan itu seperti ini; sebuah ruangan bisa menjadi gelap karena kau telah menutup jendela, kau telah menutup tirai. Tetapi di luar matahari sedang bersinar, di luar udara sangat segar. Untuk mendapatkan udara segar itu, kau harus bangun, lalu membuka jendela dan membuka tirai. (hlm 1). Atau Memaafkan tidak selalu mudah. Memaafkan seseorang yang pernah melukai kita terkadang terasa lebih menyakitkan dibandingkan luka itu sendiri. Tetapi, tidak ada damai tanpa memaafkan. (hlm 22).

Sejumlah kisah apik dari buku ini antara lain tentang; Memaafkan orangtua dan pasangan, memerbaiki hubungan dengan keluarga dan teman, serta betapa pentingnya mengampuni diri sendiri.

Ditulis dengan gaya bahasa mengalir, jujur dan reflektif, setiap cerita yang dituangkan dalam buku ini menyimpan banyak pesan-pesan moril yang menyentuh. Dalam tulisan  ”Ayah Sang Perfeksionis”, (hlm 19-21),  Ferida Wolff, seorang penulis buku menuturkan masa kecilnya penuh tekanan karena memiliki Ayah perfeksionis. Melalui sikap ayahnya yang keras, tak ada toleransi bagi Ferida untuk tidak mendapatkan hasil terbaik dalam apa pun. Itu yang membuat penulis sempat depresi. Namun pada akhinya, Ferida mampu bersikap positif dan asertif setelah dia mampu mengeluarkan rasa amarahnya dan tidak melakukan hal yang sama pada anak-anaknya.

Ada pula kisah berjudul ”Para Ibu Memang Seperti Itu”  menceritakan menantu yang terus menerus mendapat penolakan dari ibu mertuanya. Sallie A Rodman menuturkan, dia pun akhirnya menghindari untuk berelasi dan mengenal lebih jauh ibu mertuanya sejak awal menikah. Hingga si ibu mertua meninggal dunia. Perasaan bersalah si penulis dicurahkan kepada adik iparnya yang menyebut bahwa ibunya memang bersikap demikian kepada pasangan anak-anaknya. Karena tak ingin kehilangan anaknya. (hal 112).


IST



IST


Cerita-cerita lain yang disajikan dalam buku ini sarat kontemplasi dan menyentuh. ditutup dengan puisi indah yang ditulis Christina Galeone berjudul ”Jalan yang Merentang di Depan” (hlm 451) tentang pengampunan yang melahirkan pengampunan dan rasa damai. Rata-rata penulis mengungkapkan bahwa setelah memaafkan, ada perubahan besar dalam diri mereka.  Yaitu hati menjadi lebih tenang, penuh damai dan bahagia.

Comments

Popular posts from this blog

Ke Bali Naik Kereta Api

Bekerja dengan Cinta, Bekerja dengan Bahagia

Kulineran Ikan Dorang