Memaafkan untuk Hidup Damai dan Bahagia
![]() |
Tidak mudah tetapi mulia. Memaafkan. Dok. Pri |
Judul Buku : Kekuatan Memaafkan
Editor : Amy Newmark dan Deborah
Norville
Penerbit :
PT Gramedia Pustaka Utama
Jumlah Halaman : 485
Cetakan : I, 2018
ISBN : 9786020375083
MEMAAFKAN tidak selalu
mudah dilakukan. Apalagi memaafkan seseorang yang pernah melukai kita. Rasanya
lebih menyakitkan dibandingkan dengan luka itu sendiri. Namun, menyimpan dendam
terlalu lama juga membuat hidup jauh dari rasa damai.
Tak
sedikit orang mencoba belajar memaafkan. Meski itu membutuhkan waktu lama. Disertai
dengan rasa penolakan dari dalam diri sendiri. Rasa marah dan kekecewaan
yang terlalu dalam juga bisa jadi
penyebab seseorang tidak mudah memberikan maaf pada orang lain.
Sulitnya
memberikan maaf ternyata tidak hanya untuk orang lain. Tapi juga diri sendiri. Hal
ini terjadi karena rasa marah dan bersalah yang terlalu dalam. Memberi maaf pada
diri sendiri juga butuh keberanian dan keihlasan luar biasa. Disamping waktu
yang tidak sebentar.
Buku ini menghadirkan cerita-cerita tentang bagaimana seseorang
memaafkan orang lain. Ada pula yang menuturkan perjuangannya untuk memberikan
maaf pada dirinya.
![]() |
IST |
Ditulis oleh 101 kontributor dari beragam
latar belakang sosial dan profesi yang beragam, buku setebal 485 halaman bisa
kita nikmati dari bagian saja dengan santai sembari menikmati secangkir kopi. Tulisan-tulisan
dalam buku ini bisa jadi inspirasi bagi pembaca untuk menggunakan kekuatan
memaafkan demi melanjutkan kehidupan yang lebih baik tanpa bayang-bayang rasa
bersalah.
Kata-kata
mutiara yang menjadi ciri khas Chicken
Soup for the Soul dimunculkan sebagai pembuka pada setiap kisah. Menjadi
renungan tersendiri sebelum menyusuri lebih jauh cerita yang dibagikan para
penulisnya.
Sejumlah
kisah apik dari buku ini antara lain tentang; Memaafkan orangtua dan pasangan,
memerbaiki hubungan dengan keluarga dan teman, serta betapa pentingnya
mengampuni diri sendiri.
Ditulis
dengan gaya bahasa mengalir, jujur dan reflektif, setiap cerita yang dituangkan
dalam buku ini menyimpan banyak pesan-pesan moril yang menyentuh. Dalam
tulisan ”Ayah Sang Perfeksionis”, (hlm
19-21), Ferida Wolff, seorang penulis
buku menuturkan masa kecilnya penuh tekanan karena memiliki Ayah perfeksionis.
Melalui sikap ayahnya yang keras, tak ada toleransi bagi Ferida untuk tidak
mendapatkan hasil terbaik dalam apa pun. Itu yang membuat penulis sempat
depresi. Namun pada akhinya, Ferida mampu bersikap positif dan asertif setelah
dia mampu mengeluarkan rasa amarahnya dan tidak melakukan hal yang sama pada
anak-anaknya.
Ada
pula kisah berjudul ”Para Ibu Memang Seperti Itu” menceritakan menantu yang terus menerus
mendapat penolakan dari ibu mertuanya. Sallie A Rodman menuturkan, dia pun
akhirnya menghindari untuk berelasi dan mengenal lebih jauh ibu mertuanya sejak
awal menikah. Hingga si ibu mertua meninggal dunia. Perasaan bersalah si
penulis dicurahkan kepada adik iparnya yang menyebut bahwa ibunya memang
bersikap demikian kepada pasangan anak-anaknya. Karena tak ingin kehilangan
anaknya. (hal 112).
![]() |
IST |
![]() |
IST |
Cerita-cerita
lain yang disajikan dalam buku ini sarat kontemplasi dan menyentuh. ditutup
dengan puisi indah yang ditulis Christina Galeone berjudul ”Jalan yang
Merentang di Depan” (hlm 451) tentang pengampunan yang melahirkan pengampunan
dan rasa damai. Rata-rata penulis mengungkapkan bahwa setelah memaafkan, ada
perubahan besar dalam diri mereka. Yaitu
hati menjadi lebih tenang, penuh damai dan bahagia.
Comments
Post a Comment