Bersiap ke Candi Borobudur saat Waisak




Sang Buddha memandangi Bukit Menoreh yang menurut legenda merupakan penjelmaan arsitek Candi Borobudur, Gunadarma. Foto; Diambil dari album "Tafakur di Borobudur", Heru Satrianto. 



PERINGATAN Waisak sebentar lagi tiba. Tepatnya jatuh pada hari Selasa, 29 Mei 2018. Tahun lalu, saya dan suami berkesempatan ke Candi Borobudur, melihat kemeriahan puncak acara Waisak.

Sebenarnya, saya ingin sekali melihat prosesi arak-arakan para bikhu dari Candi Mendut ke Candi Borobudur. Tapi apa daya, karena waktu itu suami masih tugas belajar dan baru bisa keluar asrama sore hari, maka baru bisa berangkat ke Magelang saat menjelang sore. Yang itu berarti, kami ketinggalan prosesi kirab para bikhu.


Meski begitu, kami tetap senang, bisa datang ke Borobudur saat Waisak.

Baca catatan perjalanan saya di Melepas Ribuan Lampion di Langit Borobudur.

Menurut sejumlah referensi yang saya baca, Waisak atau Waisaka merupakan hari suci agama Buddha yang juga dikenal sebagai Visakah Puja atau Buddha Purnima di India, Saga Dawa di Tibet, Vesak di Malaysia dan Singapura, Visakha Bucha di Thailand dan Vesak di Srilanka.

Peringatan Waisak jatuh pada bulan penuh Taurus pertama, bulan Mei (tahun biasa) atau Juni (tahun kabisat).

Waisak memiliki makna kelahiran, penerangan sempurna dan Paribbana (mangkat) Buddha yang dirayakan oleh seluruh tradisi Budhhis.


Secara detil, tiga peristiwa penting tersebut memiliki makna sebagai berikut :


1. Kelahiran Pangeran Sidharta Gautama, putra dari Raja Sudodhana dan permaisuri Ratu Mahamaya. Pangeran Sidharta lahir ke dunia sebagai Bodhisatva atau calon Buddha, seseorang yang akan mencapai kebahagiaan tertinggi. Lahir di Taman Lumbini, pada tahun 623 sebelum Masehi.

2. Pangeran Sidharta tidak pernah keluar dari istana. Baru pada usia 29 tahun, Sidharta pergi ke hutan untuk mencari kebebasan dari usia tua, sakit dan mati. Saat purnama Sidhi di bulan Waisak, Sidharta yang bertapa di bawah pohon Bodhi mencapai penerangan sempurna dan mendapat gelar Sang Buddha.


3. Ketika Sang Buddha berusia 80 tahun, Ia wafat atau Paribbana di Kusinara. Semua mahkluk memberikan penghormatan kepada Sang Budhha dan begitu juga para Anggota Sangha, mereka bersujud sebagai tanda penghormatan terakhirnya kepada Sang Buddha.





Sidharta Gautama. Diambil dari Detik Travel.


----

Meski bukan Budhhis, tak ada salahnya kita melihat puncak acara Waisak. Ada beberapa kegiatan menarik saat Waisak yang bisa kita saksikan dan menjadi wawasan bagi kita. Momen-momen itu juga bisa kita abadikan dalam tulisan atau foto seperti pada acara prosesi kirab para bikhu dari Candi Mendut ke Candi Borobudur yang berlangsung siang hari. Serta pelepasan lampion di taman di dalam area Candi Borobudur.


Berikut Tips untuk Melihat Puncak Acara Waisak di Borobudur :


1. Jika berencana menginap di kawasan Borobudur, segera hunting dan reservasi penginapan terdekat. Mengingat, saat Waisak, hotel dan penginapan di kawasan tersebut penuh. Tahun lalu, saya menginap di Jogja, pergi pulang Jogja-Magelang dengan motor sewaan.


2. Datang lebih awal untuk menghindari kemacetan di sekitar Borobudur. Prosesi arak-arakan bikhu dari Candi Mendut ke Borobudur mulai pukul 13.00 WIB. 


3. Tahun lalu, bagi pengunjung yang tidak mengikuti ritual keagamaan,  baru diperbolehkan masuk  area Candi Borobudur mulai pukul 19.00 WIB. Semua barang bawaan kita diperiksa dengan metal detector. Sebaiknya tidak membawa benda-benda logam atau barang berbahaya lainnya. Penjagaan di area candi cukup ketat. Masuklah dengan tertib.


4. Di dalam area candi, ada banyak tenda untuk peribadatan  Budhis dari berbagai sekte. Tahun lalu, saya sempat mendekat ke semua tenda dan bisa mengabadikan beberapa momen dengan kamera. Saran saya, jika ingin mendekat dan memotret, usahakan sopan dan  tidak sampai menganggu kekhusyukan umat beribadah.


5. Bawa tikar kecil dan kantong untuk sampah. Di area Candi memang banyak orang menyewakan tikar, tapi karena banyaknya pengunjung, bisa tidak kebagian tikar. Jangan meninggalkan sampah atau membuangnya sembarangan. Lebih baik bungkus makanan dan minuman disimpan di dalam kantong yang kita bawa. 


6. Jika ingin ikut acara melepas lampion, bisa segera kontak panitia. Informasinya, untuk satu lampion kita bayar sekitar 100 ribu rupiah.

7. Bersikaplah sopan dan tidak iseng selama berada di area Candi Borobudur.


Berikut agenda Waisak yang saya ambil dari laman WALUBI :


RANGKAIAN KEGIATAN WAISAK NASIONAL UMAT BUDDHA INDONESIA

2562 BE / 2018

CANDI BOROBUDUR 25 MEI S/D 29 MEI 2018

 

MINGGU, 06 MEI 2018  
Pikul 08.00 s/d selesaiBakti Sosial di TMP Seluruh Indonesia. 
JUMAT – SABTU, 25 – 26 MEI 2018Bakti sosial pengobatan gratis di pelataran Taman Lumbini, Komplek Candi Agung Borobudur Zona 2.
MINGGU, 27 MEI 2018Pindapatta – Pengambilan Api Alam dari Merapen – Grobogan, dan akan disakralkan di Candi Mendut.
Pukul 06.15 Bhikkhu Sangha menuju Malioboro Yogyakarta
Pukul 07.00  Pindapatta di Sepanjang Jalan Malioboro Yogyakarta dan Sebagian Bhikkhu Sangha langsung menuju Merapen Grobogan ( setiap Majelis diwakili minimal 5 orang terdiri dari Rohaniawan dan umat )
Pukul 10.00 Upacara Ritual Api Alam Suci Waisak 2562 BE / 2018 di Merapen, Grobogan, Purwodadi, Jateng, dan Puja Bhakti pensakralan Api Alam oleh Para Sangha dan Rohaniawan, Majelis-Majelis Agama Buddha & LKBI secara bergantian
Pukul 11.00Istirahat dan Makan Siang
Pukul 13.00 Api Alam diberangkatkan dari Merapen ke Candi Mendut
Pukul 16.30 Api Alam disakralkan di Candi Mendut oleh Para Sangha dan Rohaniawan, Majelis-Majelis Agama Buddha & LKBI
Pukul 20.00 – 24.00Pembacaan Paritta Suci dipimpin oleh Bhikkhu Wongsin Labhiko Mahathera di Zona 1 Candi Borobudur
SENIN, 28 MEI 2018Pengambilan Air Berkah dari Umbul Jumprit, dan akan disakralkan di Candi Mendut
Pukul 08.00Bhikkhu Sangha menuju Umbul Jumprit – Setiap Majelis diwakili minimal 5 orang terdiri dari Rohaniawan dan umat
Pukul 10.00Upacara Ritual Air Berkah Tri Suci Waisak 2562 BE / 2018 di Umbul Jumprit, Parakan, Temanggung, Jateng, dan Puja Bhakti pensakralan Air Berkah oleh Para Sangha dan Rohaniawan, Majelis-Majelis Agama Buddha & LKBI secara bergantian
Pukul 11.00 Istirahat dan Makan Siang
Pukul 13.00Air Berkah diberangkatkan dari Umbul Jumprit menuju Candi Candi Mendut
Pukul 15.00 Air Berkah disakralkan di Candi Mendut oleh Para Sangha dan Rohaniawan, Majelis-Majelis Agama Buddha & LKBI
Pukul 20.00 – 24.00Pembacaan Paritta Suci dipimpin oleh Bhikkhu Wongsin Labhiko Mahathera di Zona 1 Candi Borobudur
SELASA, 29 MEI 2018 – Persiapan Prosesi di Candi Mendut
Pukul 06.30 Bhikkhu Sangha berangkat menuju Magelang
Pukul 07.00Pindapatta di Magelang (Bhikkhu Sangha sarapan pagi di   klenteng Magelang)
Pukul 09.00 Bhikkhu Sangha kembali ke Candi Mendut
Pukul 10.00 – 11.00Pembacaan Paritta Suci
Pukul 11.00 – 12.00Bhikkhu Sangha dan Umat Makan Siang
Pukul 12.00 – 13.00Persiapan Prosesi
Pukul 13.00 Prosesi dari Candi Mendut menuju Candi Borobudur
Pukul 16.00 Umat tiba di Candi Zona 1 Candi Borobudur
Pukul 17.00Umat berkumpul di tenda masing-masing Majelis untuk berdoa dan makan malam
Pukul 19.00Menuju Altar Utama Zona 1 Candi Borobudur
ALTAR UTAMA ZONA 1 CANDI BOBOBUDUR – Detik – Detik Waisak Candi Borobudur zona 1
Pukul 19.00 – 19.30 Vihara Githa ( Hymne Walubi, Anicca, Dukkha, Anatta dan Pengendalian Diri ) oleh Paduan Suara Harmoni Dharma
Pukul 19.30 – 20.30Doa  yang akan dibawakan oleh masing – masing Majelis MAKSIMAL 5 MENIT 
  1. THERAVADA ( MAJUBUTHI, MBMI )
  2. MAHAYANA ( MAJABUMI TS, MAHABUDHI, MAJUBUMI )
  3. MARTRISIA
  4. MAJABUDTI
  5. MADHATANTRI
  6. MNSBDI
  7. ZFZ KASOGATAN
  8. NSI
  9. MAPANBUMI
  10. LKBI
Pukul 20.30 – 20.45Renungan Waisak oleh Bhiksu Tadisa Paramita Mahasthavira  
Pukul 20.45 – 21.00Tuntunan sebelum Meditasi Waisak oleh Bhikkhu Wongsin LabhikoMahathera (Pada saat Meditasi diharapkan suasana hening, HP dan Mic dimatikan)
Pukul 21.05Meditasi menjelang detik detik Waisak

Pukul 21.19.13Detik – Detik Waisak (ditandai dengan pemukulan gong 3x) dan Pemercikan air berkah (membacakan “Paritta Jayanto”) dan umat bersikap Anjali
Pukul 21.45 Meditasi selesai (ditandai dengan pemukulan gong 1x)
Pukul 21.45 – 22.00Menyanyikan lagu Malam Suci Waisak dan Berkah Waisaka Puja oleh paduan suara Harmoni Dharma
Pukul 22.00 – 22.10Penutupan dengan Namaskara Gatha
Pukul 22.10 – 23.00 Pradaksina mengelilingi Candi Agung Borobudur sebanyak 3 kali, dengan membawa Bunga Teratai dan diiringi lagu “Buddham Saranam Gacchami” (Selesai pradaksina umat meletakkan teratai di Candi dengan melakukan Adhitana (bertekad)
Pukul 23.00 – 23.15Umat menuju Gunadharma untuk pelepasan lampion
Pukul 23.15 – SelesaiPelepasan Lampion



Nah, kalau sudah punya agenda ingin ke Candi Borobudur saat peringatan Waisak, bisa siap-siap dari sekarang. 

Jangan lupa ajak-ajak saya ya!






Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Ke Bali Naik Kereta Api

Bekerja dengan Cinta, Bekerja dengan Bahagia

Kulineran Ikan Dorang