Me Time dengan Mandi Teh


Sekotak teh, belum dirapikan. Dok. Pri


SUDAH sejak beberapa waktu lalu, ketika ingin menikmati waktu sendiri sambil mengurai isi kepala dan rasa penat, saya mandi teh. Setelah sebelum-sebelumnya saya hobi meracik teh, akhirnya punya ide juga untuk mandi dengan rebusan air teh.

Saya melakukannya tanpa motif apa-apa sih. Pokoknya pingin saja. 

Saya buka kotak isi teh, ambil beberapa jumput daun teh kering dari beberapa merek, lalu saya masukkan ke dalam panci berisi air, kemudian rebus sampai mendidih. Tanpa gula ya... Saya malah suka menaburi dengan sedikit garam. Supaya terasa sensasi mandi di hotel pakai garam mandi.  He-he-he. Mandi dengan air garam, menurut referensi yang saya baca, bisa menghilangkan pegal-pegal.

Sesekali, saya sertakan juga beberapa daun sirih merah dalam hitungan ganjil. Ini untuk menetralisir toksin dan mengurangi alergi di kulit.

Eksperimen. Begitu yang saya lakukan.

Setelah air mendidih, saya pindahkan ke ember karena gak ada bath up di kamar mandi. Lalu, supaya tidak terlalu panas, saya campur dengan air dari kran.

Aroma daun teh yang menguar, sekejab memenuhi kamar mandi. Lembut dan ada wangi-wanginya.

Saya biasa melakukannya di atas pukul 9 pagi. Saat di rumah lagi sendiri, setelah mengerjakan beberapa tugas domestik. 

Supaya mandinya syahdu, saya gak pakai gayung. Saya raup air untuk membasahi tubuh pakai tangan. Tidak lupa, saya nyalakan kran, sehingga menciptakan bunyi gemericik. Saya suka bunyi-bunyian air. Rasanya sampai ke hati. Serasa di alam terbuka, kayak di hotel-hotel di Ubud yang kamar mandinya menghadap hutan dan sungai. Indah banget ya. He-he-he.


Mandi pakai air teh, apakah tetap pakai sabun? Kalau ini sih pilihan. Saya mandi kayak biasanya, pakai sabun tapi tidak banyak. Karena, kulit saya rada-ada alergi bahan kimia. Jadi pakai sabun secukupnya saja. Lalu dibasuh pakai air teh.

Kadang saya merendam kaki dan jari-jari tangan saya agak lama di dalam ember. Jari-jari dan telapak  tangan adalah bagian tubuh yang paling saya suka. Telapak kaki juga bagian yang saya eman-eman. Soalnya sensitif. Pernah, saya nangis rada-rada pilu gitu ketika mendapati telapak kaki saya hancur. Efek ngepel lantai, tak sengaja kulit kena bahan kimia. Duh, perawatannya susah dan butuh waktu lama untuk bikin mulus lagi.

Saya beruntung telapak tangan saya gak pernah kapalan. He-he-he. Katanya, dari telapak tangan, ketahuan doyan kerja apa gak? Iya, saya jarang kerja berat. Tangan saya lebih banyak buat ngetik sama makan. Kalau lagi masak, juga menghindari banget kena cipratan minyak. Selain sakit juga bikin tangan jadi gak mulus lagi. Hi-hi-hi.

Saat merendam tangan dan kaki di dalam ember teh, sambil dipijat-pijat gitu. Semacam relaksasi. Bagian wajah dan leher juga.

Saya mandinya cepat. Gak sampai 10 menit kelar. Percaya tak percaya, abis mandi pakai air teh, mata rasanya ngantuk berat. Rencana mau baca atau menulis pasca mandi teh, jadi berantakan deh!

O iya, sebagai informasi, mandi air teh gak bikin tubuh kita kotor karena daun-daun teh yang nempel di tubuh kita. Kok bisa? Karena, ketika dituang ke dalam ember, setelah didiamkan sebentar, daun teh akan berkumpul di bagian dasar ember. Nah, pas kita mandi, yang kita ambil airnya saja. Jadi, tak perlu mandi bilas.

Memang, air rebusan teh itu keruh. Tapi, yakin deh gak bikin tubuh kita kotor. Karena kekeruhan itu sejatinya bukan dari yang nampak. Tapi sumbernya dari hati.



Kekeruhan itu sumbernya dari hati. Bukan dari teh. Foto : Ambil di PixBay


Saya gak tiap hari mandi air teh, kalau lagi pingin saja. Biasanya saya pilih hari yang pas tidak ke mana-mana.

Abis mandi, bisa langsung tidur sampai siang. Nyaman bener di badan. Kalau abis mandi teh, biasanya, sorenya saya sudah tidak mandi lagi. Cukup basuh muka saat bersuci. Aroma tehnya masih nempel di kulit. 

Saya baru- baru saja  googling manfaat mandi teh. Kata beberapa info yang saya baca, teh bisa bikin mulus dan melembutkan kulit. Selain efek bisa menciptakan ketenangan. Info lain, silakan berburu sendiri ya...

Tapi, yang pasti buat saya, mandi air teh itu merayakan waktu sendiri. Piknik yang berbeda. Itu saja.

Ingin merasakan sensasi mandi  teh???


Ditulis usai mandi teh, setelah sepanjang pagi hingga siang mengigil kedinginan, ditingkahi suara hujan jatuh di luar kamar, Selasa, 20 Februari 2018.







Comments

  1. Tos mbak, kita sama-sama suka mandi teh pas lagi capek.. haha.. Saya juga pakai teh hijau untuk toner wajah.. hihi..

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Ke Bali Naik Kereta Api

Kulineran Ikan Dorang

Bekerja dengan Cinta, Bekerja dengan Bahagia