Naik Tayo Keliling Jogja


Trans Jogja. Ambil di Net.

PIKNIK naik bus, adalah salah satu hobi saya kalau ada waktu luang, sehat dan rezeki.  Duduk di tepi jendela, di belakang pak Sopir. Menjadi semacam refreshing tersendiri. Tak selalu saya pergi naik bus dengan tujuan. Pokoknya naik bus. Nanti, di terminal terakhir setelah duduk-duduk sebentar sambil jajan, balik lagi ke terminal awal. Kayak kurang kerjaan banget ya?  Tapi hobi satu ini memang efektif jadi rekreasi tersendiri.


Belum lama ini, saat plesir ke Jogja, saya menyempatkan waktu untuk puas-puas naik Trans Jogja.
Menyusuri Kota Jogja serasa turis sembari santai dan menikmati pemandangan. Padahal pergi ke Jogjanya juga  sudah naik bus kesayangan, enam jam perjalanan. Itu ternyata buat saya masih kurang. He-he-he.

  
Setelah semua acara utama di Jogja usai, saatnya saya piknik naik Trans Jogja. Moda yang sudah eksis kurang lebih selama 10 tahun itu saat ini memang bertambah banyak armadanya. Begitu pun rute yang dijangkaunya juga bertambah. Sejumlah armada busnya juga sudah mengalami peremajaan alias baru.




Keliling Jogja naik Tayo a.ka  Trans Jogja. Foto; Ambil di internet.


Dulu, waktu awal-awal keberadaan bus dengan warna khas hijau dan kuning, namun sekarang bertambah dengan warna biru tersebut, jumlahnya masih sedikit. Rutenya pun seingat saya hanya jalur-jalur utama Kota Jogja. Saat baru-baru diluncurkan dulu, saya juga suka sering iseng naik Trans Jogja.




Trans Jogja ada juga yang warna biru. Dok. Pri


Beruntung,  saya ke Jogja bukan saat liburan sekolah. Sehingga bisa santai menikmati perjalanan naik bus. Beberapa kali pula saya naik Trans Jogja serasa nyarter bus gitu. Ya tentu saja karena penumpangnya tak lebih dari lima orang. Bahkan saat naik dari shelter portabel di depan PG Madukismo sampai Terminal Ngabean, saya penumpang satu-satunya. Sebagai info, shelter portabel adalah halte kecil Trans Jogja yang tidak ada petugasnya.






Nyarter Trans Jogja. Dok. Pri



Naik Trans Jogja boleh dibilang sangat murah. Hanya 3500 Rupiah saja sudah bisa keliling Jogja. Selama tidak ganti atau turun shelter. Untuk yang pegang kartu langganan malah lebih murah lagi. Hanya 2700 Rupiah saja.

Jangan kuatir, meski harus transit atau ganti bus untuk mencapai shelter tujuan, selama tidak keluar shelter, kita tidak ditarik bayar lagi.


Biar gak bingung, begini detilnya;

Rabu (25/4) lalu saya bersama teman ke Prambanan. Kami naik Trans Jogja dari shelter PG Madukismo. Di tempat ini ada dua shelter bus. Kami memilih menunggu bus di shelter yang dilintasi Trans Jogja yang mengarah ke kota. Dari shelter ini, kami naik Trans Jogja menuju Terminal Ngabean. Kemudian ganti bus berikutnya yang melewati shelter Taman Pintar dan berhenti di sana untuk ganti bus yang akan berhenti di shelter Prambanan.

Total kami naik bus tiga kali untuk sampai ke Prambanan. Karena tidak turun dari shelter, ongkosnya hanya 3500 Rupiah saja per orang. Baliknya, kami bayar lagi, karena sempat jalan-jalan sekitar Prambanan yang itu berarti, kami keluar shelter. Total Pergi-Pulang hanya habis 7000 Rupiah per orang.

Waktu tempuh saat berangkat sekitar 45 menit. Sedangkan pulangnya, karena ganti rute dan ternyata lebih jauh dari waktu berangkat, karena Trans Jogja yang kami naiki adalah rute paling panjang, melewati Ring Road utara, membelah tengah kota sampai selatan, total  dengan waktu tempuh hampir 1,5 jam. 



Ambil di internet.




Naik Trans Jogja ini sebenarnya mudah dan kita tidak harus hafal jalur yang dilintasi. Nanti bisa tanya-tanya ke petugas di shelter besar atau kalau naik dari shelter portabel yang tidak ada petugasnya, bisa minta info ke kru busnya.

(O iya keberadaan shelter Trans Jogja tersebar di banyak tempat. Lokasinya juga strategis, mudah dijangkau terutama bagi mereka yang tidak familiar dengan Jogja).

Para petugas itu dengan ramah akan membantu kita mengarahkan jalur mana saja yang kita naiki untuk sampai di tujuan.

Tidak usah takut tersesat juga. Saya malah suka “menyesatkan” diri dengan naik Trans Jogja yang mengingatkan dengan film kartun Tayo ini.  Saya ikuti rute bus dan berhenti di shelter kalau sudah bosan dan pingin ganti rute.


Naik Trans Jogja boleh dibilang nyaman. Tak akan ada penumpang yang merokok karena busnya Full AC. Kabin yang wangi, bersih dan lega dengan posisi jok hadap-hadapan dan bisa selonjoran kaki. Tapi, kalau pas penuh, dimohon pengertiannya ya? He-he-he.




Suasana  di dalam Trans Jogja saat sepi penumpang. Dok. Pri


Fasilitas di dalam bus juga lengkap. Disediakan kantong plastik bagi penumpang yang mabok darat, kemudian petunjuk dan alat pemecah kaca jika kondisi darurat juga terawat dengan baik.



Alat pecah kaca untuk kondisi darurat. Dok. Pri



Kantong buat penumpang yang muntah. Dok. Pri


Selama perjalanan, kita akan dimanjakan dengan lagu-lagu merdu yang bikin kita semakin menikmati perjalanan. Lagu-lagu Ebiet dan Kla lebih sering menghibur penumpang. Selama belasan kali naik Trans Jogja saat piknik kemarin, saya belum dengar lagu dangdut dengan lirik yang bikin geli kuping diputar. Semoga seterusnya begitu.

Karena bus yang saya tumpangi kosong, saya memilih duduk di depan di samping pak Sopir. Puas banget bisa melihat pemandangan dari kaca depan. Sambil ngobrol sama pramudinya yang berseragam batik warna hijau dan kombinasi kuning. Matching sama warna busnya yang juga hijau dan kuning. Saya juga sempat bikin reportase ala-ala dari atas bus. He-he-he.

Kalau dipikir-pikir, naik Trans Jogja menguntungkan lho. Gimana tidak? Hanya dengan 3500 Rupiah saja kita sudah bisa ke tempat tujuan. Atau kalau jadi turis, bisa keliling Jogja sampai bosan. Tidak tegang di jalan dengan nyetir kendaraan sendiri buat jalan-jalan terlebih di rute-rute yang memang lalu-lintasnya lumayan padat dan kalau gak sabar, berpotensi banget bikin naik darah.

Gak usah takut kepanasan atau kehujanan juga, karena seperti saya ceritakan di atas, bus yang model luarnya mengingatkan dengan Bas Persiaran di Kuala Lumpur ini berpendingin ruangan. Tapi, kalau saya pribadi sih, lebih suka tanpa AC alias buka jendela saja. Hi-hi-hi. Maklum, saya agak-agak “ndeso.” Kelamaan terpapar AC, badan saya meriang gak jelas dan buntutnya masuk angin dan kepala cekot-cekot. Walhasil, abis naik Trans Jogja harus dikerokin. He-he-he.

Yang pasti, naik Trans Jogja saya rekomendasikan  banget buat teman-teman yang plesir ke Jogja. Menikmati kota Jogja dari atas bus sambil ngelangut. Dijamin jadi pengalaman mengesankan yang tak terlupakan.

Bertualang di Jogja, jangan lupa naik Trans Jogja saja!


Comments

  1. Waaah asiik banget nih kayaknya kalau ke Jogja naik Bus, mbak... makasih infonya yaa, lengkap bangeet... soalnya waktu di Jogja aku sukanya sewa motor. lain kali naik bis aja lebih muraah meriah dan enggak capek.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Utha asyik naik Trans Jogja. Rutenya juga menarik. Melewati beberapa landmark Jogja juga seperti Tugu, Malioboro dsb. Ke Jogja naik Trans Jogja saja. Terima kasih sudah mampir.

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Ke Bali Naik Kereta Api

Bekerja dengan Cinta, Bekerja dengan Bahagia

Kulineran Ikan Dorang