Ransel Mbak Yeye Ulang Bulan, Yey!

HARI ini, 14 Agustus 2017, tepat sebulan usia blog ini. Ransel Mbak Yeye, adalah nama yang diusulkan suami. Dia pula yang membuatkan saya imel  di Google dan menyiapkan rumah baru buat saya untuk berkarya.

"Kubuatin fans page buatmu, yang khusus bisa kamu tulis wisdom yang bisa memotivasi," kata suami. Teman-teman bisa like dan follow di Fans Page RanselMbakYeye.

Maklumlah, saya ini males banget ribet-ribet. Bikin imel baru, aduuh selama ini merasa sudah cukup punya satu akun di Yahoo yang sejak awal dibuat 17 tahun lalu sampai hari ini belum ganti. Males sebar-sebar info lagi dan ganti kartu nama.

Ngeblog lagi adalah karena provokasi suami. Dia tahu, menulis buat saya adalah candu. Kami pernah bikin blog berdua, sembilan tahun lalu (saya udah pernah cerita di awal ngeblog). Lalu saya off ngeblog karena blog kami dirusuhi virus dan (lagi-lagi) saya malas buat bersih-bersih.

"Ngeblog lagi biar ide-idemu tersampaikan dan dibaca orang. Pembacamu juga banyak kok, meski diam-diam," kata suami yakin. Dia pede kalo tulisan saya banyak yang baca. 
Padahal, kualitas tulisan saya juga apalah-apalah. He-he-he.  Tapi memang dalam berkarya harus PeDe. Ketimbang minder kan yak?

"Ya udah, buatin aku blog, biar aku tinggal nulis aja," samber saya. Maklumlah, saya ini user. Meski tiap hari kencan sama  gawai, sebenarnya saya agak-agak gaptek. Lebih tepatnya nggak sabaran buat melakukan hal-hal yang butuh kesabaran, macam bikin akun imel baru, dsb.


Kenapa Ransel Mbak Yeye??

"Kamu ke mana-mana kan suka bawa ransel," jawab suami ketika saya tanya apa alasan kasih nama blog saya dengan RanselMbakYeye. Benar juga!  Tas model ransel adalah favorit saya. Di saat para perempuan sukanya tas-tas cantik nan manja, saya malah memilih ransel. Tas model ini sudah jadi karib sejak saya masih ABG unyu. 

Semua-mua masuk ke dalam ransel : Buku, baju, sepatu, laptop, botol minum, dll.  Modelnya memang tidak anggun, tapi buat saya ini yang saya butuhkan.


Eitt tapi sekarang, saya lebih suka ke mana-mana pakai tas dari resleiting. :)

Nah, ibarat ransel yang bisa muat apa saja, di blog ini akan berisi banyak hal positif yang bisa dibagikan kepada pembaca.


Jujur, menulis di blog semacam challenge buat saya untuk rutin menulis. Minimal dua hari sekali ada yang diposting di blog. Di samping ada tujuan lain ikut lomba-lomba ngeblog.

Ngiler banget kan lihat hadiah-hadiah ngeblog, mulai HP tercanggih, duit jutaan sampe piknik gratis ke luar negeri. 

Tantangan itu menyenangkan. Meski, ada kala saya harus tahu diri dalam artian tahu sikon, kapan saya harus ikut menantang diri, kapan saya harus tiarap. Gak lucu kan, kalau saya harus terjun ikut kompetisi, di mana murid-murid atau mahasiswa saya ada di pertarungan itu. Guru yang baik adalah yang memberikan kesempatan anak didiknya mencapai prestasi melampaui gurunya. Nah, saya pengin jadi guru yang baik. He-he-he.

Menulis di blog, buat saya juga sebagai motivasi untuk diri saya sendiri, untuk tidak pelit berbagi informasi dan ilmu saya yang masih seuprit. Siapa tahu bisa bermanfat buat pembaca, saya juga dapat ilmu baru dari mereka-mereka yang sudah ahli.

Juga sebagai upaya kecil buat motivasi bagi anak didik untuk rajin menulis. Gak lucu banget, setiap saya berdiri di depan kelas, selalu menyerukan murid-murid untuk berkarya, menulislah bla bla bla, ternyata saya cuman bisa ngomong doang. Apa kata dunia??

Sebulan usia blog ini, ibarat bayi belum bisa melek. Tapi saya nikmati proses untuk selalu menulis secara rutin ini.

Ada bedanya ketika menulis serius untuk di media dan ngeblog. Meski sejauh ini, yang saya unggah di blog ada juga tulisan-tulisan yang sudah dipublikasikan di media. 

Saya juga jadi disiplin dengan waktu menulis. Memang sih tidak dikejar deadline dan tidak ada yang kasih tenggat, tapi dengan beberapa kali mengikuti kompetisi menulis plus menulis artikel untuk beberapa media, saya  jadi mengatur waktu supaya efektif. 

Senang bisa kencan di depan laptop dengan beberapa buku dan catatan-catatan apa saja yang harus saya tulis. Ini seperti suasana waktu kuliah dulu. Kadang-kadang di sela waktu menulis, saya berkomunikasi dengan beberapa teman yang kami punya minat yang sama. 

"Bertemanlah dengan mereka yang memiliki minat sama, supaya ada kawan diskusi," gitu kata suami. Nah, sampai di tataran ini, suami adalah orang yang sangat percaya. Dia tahu pasti siapa teman, sahabat, relasi yang ada bersama saya untuk berdiskusi dan dalam proses berkarya.

Iya, terus terang nih, saya agak-agak selektif dalam dunia pertemanan dalam artian positif yaa.. Saya selalu welcome dengan semua orang, tapi saya juga punya batasan sejauh mana saya harus menjalin relasi dengan orang-orang tersebut. Ada yang saya rasa kami cukup say hi saja, ada yang menurut saya dia tepat menjadi patner berkarya dan berdiskusi, dsb.


Mbak Yeye dan ranselnya.  Mbolang di Solo. Pic : Jepretan Mita

Ranselnya Mbak Yeye. Dok : Ambil di Google
.
Pic : Ambil di Google

Teman-teman yang positif dan bisa memotivasi akan menularkan kebaikan. Pandai-pandailah memilih teman.

Ini pesan orang tua dulu yang masih saya pegang sampai hari ini. Mudah-mudahan tetap istiqomah menjalankan amanah orang tua.

------

Menulis blog membuat saya tiap pergi dan mendapati sesuatu yang menarik, kepala saya sudah dipenuhi rencana untuk menuliskannya.

Nah waktu menulis yang paling tepat adalah  malam hari menjelang pagi. Saya menyebutnya waktu hening. Di atas jam 12 malam sampai menjelang pagi, rasanya beban di kepala seperti dihilangkan oleh Allah, berganti dengan inspirasi-inspirasi yang mengalir.

Saya sempat baca referensi, katanya, Allah menghadirkan ilmu pada orang yang menginginkannya itu saat menjelang pagi. Lebih tepatnya sepertiga malam. Itu saat yang tepat untuk melakukan hal-hal positif : Berzikir, sholat malam, membaca, dsb.


Ini pernah saya praktikkan ketika masa kuliah. Usai Isya, biasanya saya tidur sampai jam 11 malam. Lalu, bangun untuk baca atau garap tugas sampai menjelang pagi. Membaca di waktu malam itu cepet sekali nyantolnya. Bahkan buku tebal ratusan halaman pun cepat sekali tamatnya.
Saya anti belajar kebut semalam. Jadi belajar jauh-jauh hari sebelum ujian. 

Sebulan ini pun, saya mulai lagi kebiasaan itu. Merutinkan lagi menulis dan membaca di saat orang-orang terlelap. Suasananya beda.

Pantas, kemarin-kemarin dulu, suami suka begadang malam sampai pagi di saat saya terlelap. Rupanya dia lebih nyaman kalau garap tugas, baca buku atau nonton film saat malam. Katanya, kalau saya masih melek, dia gak bisa fokus karena suka saya gangguin. Hi-hi-hi.

Nah sekarang, malam adalah waktu kami berkarya. Saya sibuk menulis dan membaca, sedangkan dia ngedit video-videonya. 

"Aku juga pengin punya karya seperti kamu. Kalau kamu menulis, aku bikin video, foto atau film," katanya ketika saya tanya apa motivasinya jadi youtuber

Iya sih, bagi kami yang bukan borjuis, memberikan kenang-kenangan atau warisan berupa harta pada anak cucu rasanya itu sesuatu yang uthopis.

Kita gak pernah tahu apa yang terjadi nanti malam, besok pagi, dst. Sewaktu-waktu, Tuhan memanggil kita pulang ke rumah-Nya, alangkah sedihnya jika tak ada sesuatu pun yang kita tinggalkan untuk diingat oleh orang-orang tercinta.

Maka, meninggalkan karya sesederhana apa pun itu rasanya menjadi kewajiban kami. 

Terimakasih untuk suami tercinta yang sudah memotivasi istrinya yang gokil ini untuk ngeblog lagi, terimakasih teman-teman yang sudah membaca tulisan-tulisan saya di blog ini. Terimakasih pula pada pembaca diam-diam yang sudah bersedia intip-intip atau stalker ke blog saya. Satu lagi, terimakasih buat teman-teman blogger yang mengijinkan saya untuk menyatroni rumahnya. Maafkanlah, kalo saya bertamu tanpa kabar terlebih dahulu. Kalian semua menginspirasi!


Yuk kita terus dan selalu berkarya, apa pun itu! 


















Comments

Popular posts from this blog

Ke Bali Naik Kereta Api

Kulineran Ikan Dorang

Bekerja dengan Cinta, Bekerja dengan Bahagia