Sudahkah Kita Benar-benar Merdeka?

HARI ini, tepat 72 tahun, negara tercinta Republik Indonesia merayakan Hari Kemerdekaannya.
Sejak awal Agustus, di penjuru tanah air sudah terpasang umbul-umbul, tulisan HUT RI di gapura kampung, hiasan bendera dsb.

Mendekati tanggal 17 Agustus, lomba-lomba dihelat, katanya untuk memeringati dan memeriahkan HUT RI.

Pagi ini, bagi PNS/TNI/Polri melaksanakan upacara bendera di instansi masing-masing. Para siswa di sekolah juga berhikmad mengikuti prosesi upacara 17 Agustus.

Di pagi yang penuh kesejukan ini, rasa syukur terucap dari hati yang dalam atas nikmat kemerdekaan yang dianugerahkan Ilahi pada bangsa ini. Bersujud masih diberikan kesempatan menikmati birunya langit dan kemeriahan peringatan hari kemerdekaan.


Sejak kemarin-kemarin dan seperti tahun yang sudah-sudah, setiap peringatan HUT RI, hati kecil saya selalu diliputi tanya, benarkah bangsa ini sudah benar-benar merdeka?

Ya memang, kita sudah terlepas dari belenggu penjajahan. Tapi bukankah merdeka sejatinya bukan hanya itu saja.

Apakah yang dicita-citakan para founding fathers sudah kita wujudkan?

Bagi saya, memaknai kemerdekaan dimulai dari hal yang paling sederhana. Kemerdekaan dalam diri kita. Sebelum bicara tentang bangsa dan negara.


Bagaimana mungkin kita menyebut merdeka, sedangkan mental kita masih penakut untuk menyuarakan ketidakadilan yang ada di depan mata? 
Tak usah disebut satu-satu, nyaris setiap hari ada saja berita tentang ketidakdilan di negeri ini. 

Bagaimana bisa kita bilang sudah merdeka, sedangkan untuk lantang berbicara kebenaran saja kita masih maju mundur cantik dan memilih aman dengan mundur teratur.


Apakah ini yang disebut kita merdeka, sedangkan untuk bergiat dan berkreativitas saja kita masih sering sungkan sama senior.


Merdeka dan kemerdekaan bagi saya bukan sebatas seperti yang dikatakan dalam buku PSPB atau buku sejarah yang pernah kita pelajari saat masih kanak-kanak dulu. Merdeka harus dimaknai  secara luas, dari hal yang sederhana di  mata kita.

Penjajah sudah lama enyah dari bumi pertiwi. Tapi penjajahan dalam bentuk lain masih ada dan itu nyata ada di depan kita.


MERDEKA menurut  saya adalah.....

Bangun pagi dengan riang, bisa ngopi tanpa buru-buru, lalu bekerja dengan senang tanpa takut diintimidasi, dipojokkan orang lain.

Ketika saya tanpa takut menyuarakan hati kecil saya untuk bilang TIDAK dan JANGAN untuk hal-hal yang menurut saya memang pantas untuk ditolak atau tidak dikerjakan.

Berani untuk mengingatkan dan menegur diri saya sendiri dan orang lain jika berkehendak yang tidak semestinya. Ini memang tidak mudah, tantangannya berat, konsekuensinya besar. Tapi bukankah segala sesuatu pasti ada resikonya.

Saya yakin teman-teman punya merdeka menurut versi kalian sendiri.


SELAMAT HUT RI ke -72, 

Salam MERDEKA! Sekali Merdeka tetap Merdeka! Merdeka sebenar-benarnya, bukan merdeka setengah-setengah atau justru belum merdeka.




MERDEKA!

17 Agustus 2017

Teriring doa untuk founding fathers negeri ini dan mereka yang pernah berkontribusi untuk kemerdekaan bangsa ini, semoga Allah SWT menempatkan di tempat penuh kemuliaan dan terpuji di sisi-Nya.

Semoga Allah melimpahkan kemakmuran, kejayaan untuk bangsa ini.


Comments

Popular posts from this blog

Ke Bali Naik Kereta Api

Bekerja dengan Cinta, Bekerja dengan Bahagia

Kulineran Ikan Dorang