Wisata Ngopi di Lereng Gunung Arjuno

(Tulisan ini sudah dipublikasikan di  Tribunnews (Kamis, 3/8) dan Koran Surya (Jumat, 4/8).

KOPI KEKERABATAN : Ngopi di rumah warga. Sebagai kawasan Wisata Kampung Kopi, warga menyilahkan tamu yang singgah di rumahnya untuk menikmati kopi murni.  Dok : Pribadi





NGOPI diyakini bisa membuat badan  jadi segar dan bersemangat. Hasil penelitian menyebutkan bahwa minum kopi bisa mencegah  di antaranya depresi,  membantu meningkatkan daya ingat, menurunkan resiko kanker dan encok. Saya pun membuktikan bahwa   minum kopi dapat mengurangi gangguan sakit kepala sebelah atau migren.  
Minum kopi bisa dilakukan di rumah, warung kopi atau pun di kafe sebagai bagian dari gaya hidup.  Nah, bagi pecinta minum kopi jika ingin merasakan pengalaman unik minum kopi datanglah ke Wisata Kampung Kopi, di  Jatiarjo, Prigen, Pasuruan.
Peresmian Jatiarjo sebagai daerah  Wisata Kampung Kopi berlangsung Minggu (30/7) ditandai dengan  Festival Nggoreng dan Ngudeg Kopi yang diikuti puluhan ibu dari Dusun Tonggowa, Jatiarjo. Video reportase ke Wisata Kampung Kopi bisa dilihat  di sini ya.



Saya (pura-pura) ndeplok kopi. Dok : Pribadi

Emak-emak nggoreng kopi.  Dok : Pribadi

Festival Ngudek dan Nggoreng Kopi dalam rangka Peresmian Wisata Kampung Kopi. Dok : Pribadi
Sebagai kawasan wisata kopi, warga di lereng Arjuno ini dengan senang hati akan mengajak pecinta kopi untuk melihat langsung budidaya tanaman kopi  jenis Arabica dan cara mengolah kopi secara tradisional.


Wisata Kampung Kopi. Dok : Pribadi

Di rumah-rumah warga, biji-biji kopi pilihan yang dipetik dari kebun sendiri disangrai di dalam penggorengan yang terbuat dari gerabah. Untuk menghasilkan aroma kopi yang sedap nan wangi, digunakan tungku dengan kayu bakar. Setelah biji kopi matang, lalu diayak hingga halus kemudian diseduh dengan air panas. Bagi pecinta manis, tinggal menambahkan gula sesuai selera.
Abdullah (50), salah satu petani kopi menyebutkan rasa kopi yang diolah secara tradisional berbeda dengan yang diolah secara modern. ”Kopi yang disangrai dengan kayu bakar, aromanya lebih wangi dan rasanya lebih kuat,” yakinnya.
Selama ini, kopi yang dipanen hanya dikonsumsi oleh warga sendiri. Dengan dicanangkannya Wisata Kampung Kopi, petani akan mengolah dan mengemas hasil panennya menjadi produk unggulan desa.
Asyiknya untuk mendukung keberadaan Wisata Kampung Kopi, warga juga membuka lebar-lebar pintu rumahnya bagi wisatawan yang ingin menikmati keindahan desa dan bertualang ke kebun kopi. Pengunjung bisa bermalam dan menikmati sajian kuliner khas Tonggowa.

”Pagi-pagi bisa keliling desa, ikut ke kebun dan memetik kopi sendiri. Lalu, mengolah biji kopi secara tradisional di dapur warga,” ujar Yusuf (30), yang juga membuka rumahnya untuk homestay. Cukup membayar 100 ribu rupiah untuk menginap tiga hari dua malam sudah termasuk fasilitas makan tiga kali sehari. Menu yang disajikan, imbuh Yusuf juga ala ndeso. Yakni empok atau nasi jagung dengan urap-urap dan ikan asin serta menyeruput kopi sampai puas. Dijamin, menjadi pengalaman wisata tak terlupakan.


Seruput kopi, langsung makpyarrrr. Dok: Pribadi

Sedapnya kopi dari lereng Gunung Arjuno. Dok : Pribadi

Saya sudah seruput kopi di sana. Teman-teman kapan dong?

Comments

Popular posts from this blog

Ke Bali Naik Kereta Api

Kulineran Ikan Dorang

Bekerja dengan Cinta, Bekerja dengan Bahagia