Bertemu Penunggu Pohon Keramat


Pohon beringin di Alun-alun Kidul. Foto : Ambil di Net




PERCAYA tak percaya, mahkluk halus itu memang ada. Bukan sekedar cerita imajinasi atau untuk menakut-nakuti manusia. Di dalam Al-qur'an pun keberadaan mereka sudah dijelaskan. Macam-macam wujudnya ; ada setan, jin dan sebangsanya.

Dalam kehidupan sehari-hari pun, sudah diajarkan oleh orang-orang tua, jika melewati tempat-tempat tertentu, harus mengucap salam dan berdoa meski pun tidak ada orang di situ. Sebab, siapa tahu di tempat yang kita lewati adalah rumah tempat mahkluk lain bersemayam.

Waktu tinggal di Bali,  hal-hal semacam ini kental terasa. Ada tempat-tempat yang dianggap keramat atau ada penunggunya. Sehingga, oleh penganut Hindu Bali, tempat-tempat tersebut diberi sesaji.


Saya pun berusaha menghormati dan berhati-hati setiap melintasi tempat-tempat yang gelap dan terlihat wingit/keramat. Setidaknya, mengucapkan salam dan doa sesuai keyakinan. Jika naik kendaraan, sebisa mungkin menyalakan dim atau klakson setiap lewat jembatan atau bawah pohon, sebagai petanda minta ijin lewat.

Nah, ini kali saya akan bercerita pengalaman mistis ketika main-main ke tempat wisata hitz di Jogja.

Kejadian ini berlangsung sekitar tiga tahun lalu (2014) di bulan September. Sebagai orang yang pernah tinggal lama di Jogja, cerita-cerita soal pohon beringin keramat di Alun-Alun Kidul (Alkid) itu, sebenarnya  sudah bukan barang baru di telinga saya. Tapi sepanjang pernah hidup di Jogja, saya belum pernah bertemu penampakan aneh-aneh baik di kawasan itu atau tempat lain.


Nah, waktu itu kebetulan suami sedang ada tugas belajar di Jogja. Setelah mengantar suami masuk asrama di Kaliurang, saya dan supir kembali ke Bantul.

Selepas Mahrib, saya pingin jalan-jalan ke Alkid,  kebetulan dari rumah teman saya di Bantul tidak terlalu jauh. Melajulah saya berdua supir ke Alkid.  Saya masih ingat, hari itu Selasa malam. 

Setiba di sana belum ramai. Orang-orang yang mau mencoba permainan masangin (tutup mata melewati dua pohon) belum ada. Setelah parkir mobil, saya pun berjalan ke tengah-tengah Alun-alun sambil mengenggam BB dengan posisi kamera siap ambil gambar.

Tiba-tiba dalam hati, kok ya pingin lihat "siapa penjaga" daerah ini?

Dalam hitungan detik, muncullah bayangan putih banyak jumlahnya seperti sorot cahaya berlompatan di depan mata. Saya masih berpikiran itu adalah sorot lampu atau asap rokok pengunjung. Tapi pas saya lihat ke sekeliling, masih sepi. Tidak ada orang berdiri di dekat-dekat saya. Supir pun juga jalan sendiri entah di sebelah mana.


Sementara kamera BB saya sudah mulai merekam suasana Alkid. Ada bayangan putih seperti monyet sedang main ayunan, ada yang berlompatan terpampang di layar kamera.

Eh lama-lama bulu kuduk  saya merinding dong dong. Spontan, dalam hati saya rapal doa-doa, baca Alfatihah dan beberapa surah yang saya hafal.

Bukannya bayangan-bayangan itu kabur, malah makin banyak di depan mata saya. Semakin kencang saya berdoa, semakin banyak pula mereka bersliweran.

Seperti dapat bisikan, dengan keberanian yang entah dari mana datangnya, saya ganti haluan dengan mengucap "Tolong ya, jangan ganggu-ganggu saya. Eyang buyutku dari sini, suami juga lagi kerja di sini," kata saya dalam bahasa Jawa sambil berjalan ke arah barat. Eh ternyata ucapan itu manjur.

Sedikit demi sedikit bayangan putih itu berkurang jumlahnya, lalu pergi dan bulu kuduk saya kembali normal.

Saya masih belum percaya, kalau baru saja bertemu dengan para penunggu pohon keramat itu.

Tak lama, supir saya datang, dia sepertinya juga baru melihat sesuatu. Sampai akhirnya, saya bilang, kalau baru saja ketemu penunggu Alkid.

Saya tunjukkan hasil bidikan di kamera BB saya. Ada beberapa foto yang tidak biasa. (Sempat beberapa foto dengan penampakan orbs yang tampak jelas, saya posting di facebook, tapi demi kemaslahatan, saya hapus. Maafkan...).


Di antara foto pengunjung yang berada di kawasan pohon beringin Alkid, ada penampakan putih-putih banyak sekali. 

Ketika kami amat-amati, bayangan itu ada yang berupa kepala monyet tapi punya tanduk dengan mata lebar membelalak, ada pula makhluk dengan tangan dan kaki panjang-panjang seperti guling dengan mulut menganga.  Ada juga yang penampakannya seperti ular. Entah ya, sebagian besar penampakan yang muncul di kamera saya adalah monyet tapi dengan berbagai bentuk.

Saya percaya mahkluk kasat mata itu ada. Mereka penyeimbang alam. Selama kita tidak menganggu, mereka juga akan menghormati kita.

Pertemuan saya dengan penunggu pohon keramat di Alun-alun Kidul itu, saya anggap sebagai pengingat untuk mawas diri.

Saya tidak takut ketika bertemu mereka. Saya bacakan doa sesuai keyakinan saya, agar mereka kembali ke alamnya. Mungkin, waktu itu sengaja menampakkan diri supaya saya tidak penasaran.


Ketika bertemu teman dan saya ceritakan mengenai pertemuan dengan penunggu pohon keramat itu, teman saya bilang, mahkluk halus disitu tidak mempan bila hanya dibacakan doa bahasa Arab. Mereka akan menyingkir kalau doanya dibacakan dalam bahasa Jawa. Oh pantesan.


Percaya tak percaya sih. Tapi kok ya klop. Hehehe.


Pernah punya pengalaman bertemu orbs???









Comments

Popular posts from this blog

Ke Bali Naik Kereta Api

Kulineran Ikan Dorang

Bekerja dengan Cinta, Bekerja dengan Bahagia