Main-main ke Museum Cokelat Monggo di Jogja
Mau yang mana?? Dok : Pribadi |
YOGYAKARTA kini memiliki
destinasi wisata baru yang layak dikunjungi. Yakni Museum Cokelat Monggo. Belum lama ini, setelah menjadi guru tamu di salah satu sekolah di daerah tersebut saya bersama teman main-main ke museum.
Terletak di dusun Sribitan, Krebet, Bangunjiwo, Bantul, museum cokelat yang berdiri gagah dengan arsitektur khas Jawa tersebut terdiri dari dua bangunan utama. Yakni sebuah showroom yang didesain sebagai butik coklat dan satu bangunan lagi khusus memamerkan segala macam benda yang berhubungan dengan proses produksi cokelat.
Terletak di dusun Sribitan, Krebet, Bangunjiwo, Bantul, museum cokelat yang berdiri gagah dengan arsitektur khas Jawa tersebut terdiri dari dua bangunan utama. Yakni sebuah showroom yang didesain sebagai butik coklat dan satu bangunan lagi khusus memamerkan segala macam benda yang berhubungan dengan proses produksi cokelat.
Butik Cokelat Monggo. Dok : Pribadi |
Untuk masuk ke dalam museum yang baru
diresmikan 15 Januari 2017 tersebut pengunjung tidak dipungut biaya. Ruangan di
dalam museum yang bernuansa khas Jawa itu dibagi dalam beberapa area. Seperti :
Sejarah cokelat dunia, berbagai macam model dan desain kemasan coklat dari
berbagai negara dan tidak ketinggalan mesin pengolah biji kakao.
Sejarah cokelat dipajang di dalam museum. Dok : Pribadi |
Macam-macam promosi cokelat jaman dulu kala. Dok : Pribadi |
Mejeng di dalam museum. Dok : Pribadi |
Thierry Detournay, warga negara Belgia
pendiri museum sekaligus founder Cokelat
Monggo menggabungkan konsep Eropa dan Jawa dalam desain dan interior museum. Ketika
saya bertandang ke sana, Sabtu (25/3) gending Jawa tak henti mengalun disertai
keramahtamahan staf museum membuat nyaman seperti di rumah sendiri. Ini sesuai
dengan filosofi kata Monggo, yang
mengekspresikan keramahan tradisi Jawa.
Menyusuri bangunan museum, akan
menemui dinding yang dipenuhi koleksi replika kemasan cokelat dari seluruh
dunia yang menawan hati. Ada pula sudut yang menceritakan asal mula cokelat
dunia beserta kandungan manfaat dari biji kakao.
Museum yang dibangun selain sebagai tempat wisata edukasi ini juga sebagai pusat belanja Cokelat Monggo. Di
dalam gedung juga disediakan ruang menonton film tentang proses pengolahan
Cokelat Monggo.
Beranjak ke showroom cokelat di depan museum, pengunjung dimanjakan dengan beragam
bentuk cokelat yang menggiurkan mata. Ada yang berbentuk jantung hati, boneka,
segitiga, buah-buahan, dan stupa candi Borobudur dsb. Beragam rasa juga
ditawarkan produsen Cokelat Monggo yang menjunjung tinggi tradisi dalam
pengolahan membuat cokelat ; Rasa mangga, susu dan durian. Kemasan cokelat yang
unik seperti toples mini, kotak kaca, kayu dan parcel juga bisa dipilih untuk
oleh-oleh dan koleksi.
Aneka macam cokelat nyam..nyam..nyam..Dok : Pribadi |
Cokelat dalam kaleng hijau. Dok : Pribadi |
Pada momen istimewa seperti Idul
Fitri, Natal, Valentine dan Hallowen, juga diproduksi cokelat edisi khusus.
Yang menarik, semua produk Monggo terbuat dari bahan alami yakni cokelat
premium dengan mentega kakao murni. Kemudian, kemasan menggunakan kertas daur
ulang sehingga ramah lingkungan.
Museum yang tidak pernah sepi
pengunjung ini juga memiliki program cooking
class. Cukup dengan sepuluh ribu rupiah, bisa mengikuti kelas membuat
cokelat beragam bentuk.
Isyani Budi, salah satu pengunjung
dari Bantul, mengaku senang dan tidak bosan-bosannya mengunjungi museum cantik
ini. ”Banyak wawasan yang bisa diperoleh, salah satunya jadi tahu seperti apa
proses pengolahan kakao menjadi cokelat yang enak,” katanya yang siang itu
datang bersama putranya.
O iya sebagai informasi, letak museum ini memang cukup jauh dari pusat kita Yogyakarta. Waktu saya ke sana bersama teman, kami naik motor. Kalau transportasi umum, belum ada menjangkau kawasan Sribitan. Saran saya, kalau teman-teman tidak bawa kendaraan pribadi, sebaiknya menyewa mobil atau naik Grab. Dari pusat kota untuk sampai ke lokasi museum butuh waktu sekitar 30 menit. Pemandangan pedesaan dan jalanan naik turun dengan hutan-hutan kecil akan mewarnai sepanjang perjalanan.
Satu jalur dengan museum ini adalah desa pembuatan pisau dan sentra gerabah Kasongan.
O iya sebagai informasi, letak museum ini memang cukup jauh dari pusat kita Yogyakarta. Waktu saya ke sana bersama teman, kami naik motor. Kalau transportasi umum, belum ada menjangkau kawasan Sribitan. Saran saya, kalau teman-teman tidak bawa kendaraan pribadi, sebaiknya menyewa mobil atau naik Grab. Dari pusat kota untuk sampai ke lokasi museum butuh waktu sekitar 30 menit. Pemandangan pedesaan dan jalanan naik turun dengan hutan-hutan kecil akan mewarnai sepanjang perjalanan.
Satu jalur dengan museum ini adalah desa pembuatan pisau dan sentra gerabah Kasongan.
Piknik
ke Jogjakarta, jangan lupa mampir ke Museum Cokelat Monggo ya!
Tulisan ini sudah pernah dipublikasikan di Harian Surya, April 2017.
enaknya jajanan khas jogja, murah dan mudah di dapatkan..
ReplyDeleteJogja
https://ehgoblog.wordpress.com/2017/02/04/chocolate-monggo/comment-page-1/#comment-5
ReplyDeleteTerima kasih ya...Saya akan kunjungi kembali blogmu. Salam,
ReplyDeletedusun Sribitan, Krebet, Bangunjiwo, Bantul. Malah belum pernah lihat nih, wkwkwk padahal beberapa kali dibawain coklat ini sama teman...
ReplyDelete